TGK.ABANG MARTHUNIS

TGK.ABANG MARTHUNIS

Tuesday, September 8, 2020

TUNGKU ABU USMAN AL-FAUZI LUENG IE

 Gambar mungkin berisi: 1 orang, dekat, teks yang menyatakan 'ABU USMAN ALFAUZI ABU LUENG IE GROP KISAH ULAMA ACEH'

ABU USMAN AL-FAUZI.
-------------------------------------
AL-MURSYID : ABU LUENG IE
SOSOK ULAMA KHARISMATIK.
AHLI BANYAK BAHASA ASING DAN TAREKAT NAQSYABANDIAH.
-----------------

BUMOE ACEH ADALAH TANOEH PARA AULIA ALLAH. DALAM SEJARAH TERKENAL DAERAH YANG telah BANYAK MELAHIRKAN ALIM 'ULAMA dari MASA ke MASA dan tersebar ke NUSANTARA BAHKAN DUNIA LUAR.
INSYAALLAH. AKAN SELALU LAHIR DARI KADER-KADER GENERASI PENERUSNYA.
DIANTARA sekian BANYAK ULAMA tersebut SALAH SATUNYA :
TEUNGKU TEUKU USMAN AL-FAUZI.
ATAU DI LAQAB : ABU LUENG IE. Lembaran SEJARAH menyebutkan BELIAU SOSOK ULAMA KHARISMATIK yang BERASAL dari KETURUNAN TERHORMAT. YAITU :
AMPON (Teuku)

DALAM PENELUSURAN CATATAN SEJARAH, ABU LUENG IE TERLAHIR pada TAHUN 1921 M, tepatnya DI GAMPONG COT CUT, sebuah GAMPONG yang berada dalam WILAYAH KECAMATAN
KUTA BARO, ACEH BESAR.

Salah seorang putra beliau,
ABON TAJUDDIN :
menceritakan AYAHANDA beliau berasal dari kalangan TEUKU sehingga pada masa KANAK dan remaja mampu masuk SEKOLAH FAVORIT masa dulunya, sehingga WAJAR LAH AL-MUKARRAM ABU LUENG IE mampu BANYAK menguasai BAHASA ASING baik INGGRIS dan lainnya.

ABU LUENG sebagai VETERAN pada masa penjajahan, tentunya beliau ketika MASIH MUDA BERTUGAS dan mengawal PARA ULAMA di saat acara PENTING dan SAKRAL.
Saat ABUYA menyampaikan TAUSIYAH atau KHUTBAHNYA,
ABU LUENG melihat sosok :
ABUYA MUDA WALY yang sangat MENAKJUBKAN dan WAJAH BERAURA menarik HATI UNTUK MENGIKUTI BELIAU.

Keinginan untuk menuntut ILMU ke DAYAH terinspirasi dengan sosok ABUYA MUDA WALY dengan penampilan AURA MUKA BERCAKAP dan sangat bersahaja. CITA-CITA dan keinginan untuk MENUNTUT ILMU ke DAYAH pasca kejadian itu semakin MENINGKAT SEMANGATNYA.

Bahkan keinginan ABU LUENG IE untuk belajar ke DAYAH LABUHAN HAJI sepertinya IKUT terganjal.
Setelah bermusyawarah dengan IBU (umminya), ABU tidak DIIZINKAN untuk PERGI JAK BEUT - MENUNTUT ILMEE Kerna sebagai putra semata wayang.

Biarpun beberapa kali diminta sang Ibupun tidak juga megiyakan permintaan ABU LUENG IE, sampai akhirnya, ABUYA pun telah mengambil sebuah SIKAP bahwa ABU LUENG IE harus IKUT ABUYA MUDA WALY untuk MENUNTUT ILMU KE DAYAH LABUHAN HAJI walaupun IBU tidak merestuinya.

Salah seorang guru senior DAYAH DARUL ULUM, tgk Amiruddin, juga menjelaskan bahwa ABU LUENG IE setelah menuntut ilmu di LABUHAN HAJI selama delapan tahun, kemudian beliau menjadi GURU di DAYAH KALEE PIDIE selama tiga tahun, selanjutnya MENJADI GURU di DAYAH LAM ATEUK.
Namun itu tidak berlangsung lama karena keinginannya untuk mendirikan DAYAH yang diberi nama DARUL ‘ULUM
(KAMPUNG ILMU) sekitar TAHUN 1960, belakangan dikenal :
DARUL ‘ULUM ABU LUENG IE.

Sejak berdiri DAYAH tersebut telah banyak MENCETAK KADER ULAMA-ULAMA di sekitar DAYAH.
Selain sebagai pimpinan DAYAH, AL-MUKARRAM ABU LUENG IE juga sebagai MURSYID dalam THARIQAT NAQSYABANDIYAH yang perkembangan sangat mengembirakan dan sangat banyak pengikut tarekat tersebut di Aceh saat ini bahkan DUNIA.

Hasil dari itu sehingga membuat beliau memiliki banyak murid dan pengikut hampir di setiap wilayah dalam kabupaten di propinsi paling ujung itu.

Tanpa terasa AL-MUKARRAM :
ABU LUENG IE walaupun sudah puluhan tahun meninggalkan DUNIA FANA (1992-2018),

namun seolah beliau masih hidup dan ROHANIYANYA masih hadir menyapa RABITAH PARA PENEMPUH JALAN SUFI (SALUK) yang hari ini hadir walaupun tanpa di undang.

Tiada kata lain seindah menghadiah DOA dan meminta magfirah untuk al-marhum dan berharap beliau selalu hadir untuk menyapa kita dalam ROHANIYAH NYA DALAM MENJEMPUT RIDHA SANG ILAHI.

Allahumagfiralhu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhum.
Al-fatihah.

--------------------
ABU LUENG IE :
MURID KESAYANGAN
ABUYA MUDA WALY
DAN ASISTENNYA.
--------------------
PERKENALAN ABU LUENG IE dengan ABUYA MUDA WALY AL-KHALIDY untuk belajar bersama ABUYA ke DAYAH DARUSSALAM LABUHAN HAJI TIDAK DIRESTUI OLEH UMMI
ABU LUENG IE.
Namun Abu dalam persoalan ini setelah menjelaskan kepada Abuya perkara tidak diizinkan ke Dayah Darussalam oleh sang ummi beliau, ABU LUENG IE lebih MENGIKUTI petunjuk ABUYA setelah diberi ISYARAH untuk memilih belajar ke LABUHAN HAJI.

Selama di Dayah Labuhan Haji ABU LUENG IE menjadi orang kepercayaan ABUYA, malah ABU LUENG IE dipercayakan untuk mengurusi KEUANGAN dan ADMINISTRASI DAYAH di SANA.
Malah para putra Abuya diurusi oleh ABU LUENG IE baik seperti ALMARHUM :
ABUYA DOKTOR,
ABUYA JAMALUDDIN WALY.
dan lainnya.

BAHKAN HUBUNGAN PARA PUTRA ABUYA MUDA WALY berlanjut hingga ABU LUENG IE telah pulang ke kampung halamannya dan mendirikan DAYAH di LUENG IE , ACEH BESAR.
Sebuah ikatan penuh KEKELUARGAAN dan diT DAYAH DARUL ULUM LUENG IE, dan ada KAMAR KHUSUS DISEDIAKAN untuk PUTRA ABUYA seperti : ABUYA DOKTOR dan lainnya sebagai TAKDHIMAN untuk PUTRA SANG GUREE MURSYID ABU LUENG IE.

Dalam keseharian ABU LUENG IE juga sering menjadi "supir" kereta angin Abuya Muda Waly.
Namun untuk saat itu sepeda "unta" sudah menjadi kendaraan mewah.
Dalam satu riwayat :
pernah ketika ABU LUENG IE mengayuh sepeda dengan landasan menaiki TANJAKAN, SANGAT memberatkan ABU LUENG IE untuk mengayuhkannya.

Saat itulah dengan kelebihan dan KEMULIAAN ABUYA,
"ZIKIR "YA HAYYU YA QAYYUM" dilantunkan oleh ABU LUENG IE sehingga tidak terasa beliau mengayuhkan tanjakan yang sangat menantang dan terasa sangat ringan.

Masih sangat banyak KELEBIHAN dan KARAMAH ABU LUENG IE yang tidak mungkin disebutkan semuanya secara DETAIL di CATATAN TULISAN SINGKAT INI. Bahkan nilai TAKHDHIM dan KEPATUHAN ABU LUENG IE kepada ABUYA MUDA WALY SANGATLAH TINGGI dalam bahasa TAREKAT ataupun TASAWUF yang dikenal RABITAH.

Salah satu nilai TAKHDHIM ABU LUENG IE dibuktikan sebagaimana diceritakan OLEH putra beliau ABON TAJUDDIN :
ketika IBU (UMMI) ABU LUENG IE atau NENEK DARI NENEK ABON TAJUDDIN sedang SAKIT BERAT, sampailah berita kepada ABU LUENG IE untuk PULANG.

Dalam hal ini ABU SEBAGAI MURID yang PATUH dan TAKDHIM yang sangat TINGGI, mencoba bermusyawarah dengan ABUYA.
"MEUNYE TA WOE CHIET YANG UREUNG SYIEK KOEN HAN PULEH CHIET dan MENYE SAKIT KOEN HANA MEUKUREUNG, GARA-GARA GATA TAWOE, "
pinta ABUYA MUDA WALY dalam bahasa lebih kurang demikian.
"JINOE BEK TAWOE SARE, BAH LON MEUDOA MOGA BAGAH PULEH,"
LANJUT ABUYA MUDA WALY sebagaimana diceritakan oleh ABON TAJUDDIN.

AKHIRNYA ABU LUENG IE tidak jadi pulang menjenguk UMMI (IBUNDANYA) dan ABUYA pun MENDOAKAN khusus UNTUK IBU ABU LUENG IE.
Dan ALHAMDULILLAH SAKIT IBUNDA PUN SINAR dan digantikan oleh KESEHATAN setelah DIDOAKAN OLEH ABUYA.
Inipun berkat KEMULIAAN ABUYA sehingga IBUNDA ABU LUENG IE yang sakit berat dengan izin ALLAH bisa SEMBUH dan SEHAT WAL-AFIAT kembali.
----------
KETINGGIAN ILMU
ABU LUENG IE.
----------
Salah seorang GURU SENIOR di DAYAH LUENG IE mengatakan, ABU LUENG IE sering mengasingkan diri (berkhalwah) ke sebuah KAMAR untuk BERZIKIR hingga tiba SAATNYA AZAN MAGRIB BERKUMANDANG.
Hal ini dilakukan SEPANJANG HAYATNYA.

Sejarah telah membuktikan TINGGINYA ILMU BELIAU, bahkan jika beliau mengajar KITAB KUNING, seumpama I’ANNATU THALIBIN atau AL-MAHLLI maka dapat mengajar tanpa harus MEMBUKA KITAB
(membaca teks),
hal ini menjadikan MURIDNYA SEMAKIN KAGUM.

----------------
ABU USMAN FAUZI LUENG IE'.
'ULAMA DAN PENDIRI DAYAH
DARUL ULUM LUENG IE'.
-----------------
Beliau berasal dari Cot Cut kawasan Kuta Baro Aceh Besar. ayahnya adalah TEUKU NYAK ALI seorang AMPOEN atau TEUKU. Semenjak kecil, Teungku Teuku USMAN telah DIDIDIK OLEH AYAHNYA untuk cinta kepada ILMU PENGETAHUAN.

Mengawali pendidikannya, beliau belajar di SR Lam ATEUK yang sekarang tempat tersebut telah dibangun Pos Polisi.
Selesai di SR, TEUNGKU USMAN LUENG IE melanjutkan pendidikan menengahnya di SEKOLAH DARUSSALAM MERDUATI.
Pendidikan formal beliau tidak hanya di tingkat menengah, beliau pernah pula mengenyam pendidikan di tingkat atas pada sekolah MULO, sebuah sekolah yang hanya dibolehkan bagi ANAK-ANAK BANGSAWAN.
Selesai pendidikannya di MULO,

TEUNGKU USMAN LUENG IE melanjutkan karirnya ke bagian militer dengan pangkat terakhir sersan, dan karena kecintaannya kepada agama, beliau pernah menjadi IMAM selama 5 TAHUN BAGI KALANGAN MILITER.
Tidak mengherankan, karena memang secara fisik TEUNGKU USMAN LUENG IE memiliki badan TEGA dan TINGGI BESAR.
setelah 5 tahun beliau AKTIF di kemiliteran, kemudian di tahun 1951 dalam USIANYA 30 TAHUN beliau meninggalkan karir kemiliterannya, dan berdagang di Jalan Perdagangan Banda Aceh dan pada tahun itu beliau menikah dengan gadis pilihannya NURAINI DARI LUENG IE.

Beberapa saat berdagang di Banda Aceh, berjumpalah beliau dengan seorang ulama kenamaan ACEH YAITU :
TEUNGKU SYECH MUDA WALY AL-KHALIDY yang ketika itu ada keperluan ke Banda Aceh karean Abuya Muda Waly adalah :
Pimpinan Pesantren Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan. Setelah mengenal sosok ABUYA MUDA WALY, maka terpautlah hati TEUNGKU USMAN LUENG IE untuk menuntut ILMU DI DARUSSALAM LABUHAN HAJI.
Pada tahun 1952 dengan tekad bulat berangkatlah TEUNGKU USMAN LUENG IE ke DAYAH DARUSSALAM.
Di mana pada tahun 1952 umumnya murid-murid senior Abuya belum pulang kampung.
Seperti SYECH AIDARUS anak dari SYECH ABDUL GHANI KAMPAR mulai belajar di DARUSSALAM TAUN 1945.
pulang di tahun 1956 setelah sebelas tahun, dan yang lebih awal lagi ABU YUSUF ‘ALAMI
yang merupakan KEPONAKAN ABUYA yang berasal dari PADANG dan kemudian diambil MENANTU oleh ABUYA.
MURID ABUYA yang ALIM lainnya ABU IMAM SYAMSUDDIN SANGKALAN , sebelum belajar pada ABUYA beliau juga pernah lama belajar kepada ABU SYECH MUD BLANGPIDIE DAN
ABU IMAM SYAMSUDDIN berasal dari BLANGPOROH , dan ketika masyarakat SANGKALAN ABDYA memerlukan seorang ULAMA yang mengayomi mereka, maka ABUYA SYEKH MUDA WALY mengirim ABU IMAM SYAMSUDDIN ke SANGKALAN, dan beliau mendirikan :
DAYAH DARUL AMAN yang kemudian BERUBAH MENJADI BABUL ULUM ini juga di TAHUN 1956.
Jadi pada era 1952, banyak murid Abuya yang belum pulang, sehingga bagi seorang TEUNGKU USMAN LUENG IE tentu memaksimalkan belajar selain kepada ABUYA beliau juga belajar pada MURID-MURID lainya yang lebih awal dari beliau di DARUSSALAM.

Disebutkan ketika belajar di Darussalam, beliau adalah orang kepercayaan Abuya, dan termasuk santri yang dekat dengan Abuya. Selama delapan tahun belajar dengan segenap kesungguhan dan ketabahan, di mana beliau ketika belajar sangat sedikit beristirahat, sehingga dalam masa yang singkat telah mengantarkan beliau menjadi SEORANG ILIM ULAMA YANG DIPERHITUNGKAN.

Setelah menjadi seorang ALIM, beliau pulang kampung, dan membangun sebuah Pesantren di Lueng Ie dengan nama DAYAH DARUL ULUM pada TAHUN 1960. Semenjak itu mulailah kiprah keilmuan dan keulamaannya bersinar, sehingga masyarakat Lueng Ie dan sekitarnya mulai berdatangan ke Dayah Darul Ulum Leung Ie, ratusan santri belajar di Dayah yang dibangun di Lueng Ie tersebut, dan umumnya mereka juga kuliah di perguruan tinggi yang ada di Banda Aceh.

Di antar keistimewaan Abu Lueng Ie dalam mengajar, beliau bisa mengajar kitab-kitab besar dalam Mazhab Syafi’i seperti Kitab Mahalli yang berjilid-jilid tanpa perlu melihat Kitab, karena telah beliau hafal ulasan dan maknanya.
Hal ini menambah kekaguman dan kecintaan murid-muridnya. Selain seorang guru yang disegani, beliau juga seorang MURSYID untuk TAREKAT NAQSYABANDIYAH, sehingga kecondongan TASAUF begitu MELEKAT dalam KEHIDUPANNYA SEHARI-HARI.
Di sebutkan bahwa selesai Shalat Ashar biasanya beliau duduk berzikir, tafakkur di ruang khusus di salah satu ruangan di dayahnya, bahkan beliau mengajarkan tarekat sampai ke WILAYAH KALEE PIDIE untuk MEMBINA SULUK BAGI MASYARAKAT SETEMPAT.

Selain mengajar di Dayah yang didirikannya, Abu Lueng Ie juga mengajar secara khusus :
DI BALEE MANYANG
TEUNGKU NYAK ARIF yang dihadiri oleh banyak para santri yang antusias mendengarkannya. Juga beliau mengajar masyarakat di beberapa majelis taklim untuk menguatkan pemahaman agama dan KEISLAMAN masyarakat.

Sebagai seorang ULAMA yang mengayomi masyarakatnya,
ABU LUENG IE melihat bahwa perlu adanya kiprah dalam dunia politik, sehingga beliau pun terjun dalam dunia politik dengan tetap mengedepankan manhaj dan keyakinan beliau tentang Ahlussunnah WalJama’ah yang telah ditanamkan oleh GURU BESARNYA SYEKH MUDA WALY, bahkan Abuya Muda Waly yang menambah LAQAB bagi nama Abu Usman Lueng Ie dengan AL-FAUZI artinya SELAMAT dan TEMBUS dari berbagai COBAAN dan RINTANGAN.
Sehingga namanya menjadi
ABU USMAN FAUZI LUENG IE.

Bahkan keterlibatan beliau dalam organisasi keislaman dan perpolitikan jauh sebelum berangkat ke Darussalam Labuhan Haji dimana beliau sebagai anggota PUSA, dan setelah selesai belajar di Labuhan Haji beliau aktif dalam kepemimpinan PERTI sebuah organisasi yang dimasyhurkan oleh ABUYA MUDA WALY dan diikuti kemudian oleh para ULAMA lainnya termasuk ABU HasanT KRUENGKALEE.
Banyak ulama kemudian menganggap kehadiran ABU LUENG IeT pada kancah politik juga menetralisir pemahaman yang keliru terhadap dayah secara khusus, maupun beberapa orang ULAMA yang BERSTATUS MERAH dalam masa IKLIM ACEH yang tidak stabil dahulunya bisa diselamatkan sehingga tidak ditangkap dan dipenjarakan. Setelah berbagai kiprah yang dilakukan ABU LUENG IE untuk masyarakatnya.
WAFATLAH ULAMA ITU di TAHUN 1992 dalam USIA 71 TAHUN.

Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.
---------------
RIWAYAT
---------------

ABU T. USMAN FAUZI LUENG IE' 'ULAMA dan Pendiri DAYAH DARUL ULUM LUENG IE.
--------------

ABU USMAN FAUZI,
berasal dari COT CUT KAWASAN KUTA BARO ACEH BESAR.
ayahnya adalah TEUKU NYAK ALI seorang AMPON dan TEUKU. Semenjak kecil, TEUNGKU TEUKU USMAN telah dididik oleh ayahnya untuk cinta kepada :
ILMU PENGETAHUAN.

Mengawali pendidikannya, beliau belajar di SR : LAM ATEUK yang sekarang tempat tersebut telah dibangun Pos Polisi.
Selesai di SR, TEUNGKU USMAN LUENG IE melanjutkan pendidikan menengahnya di SEKOLAH DARUSSALAM MERDUATI.

Pendidikan formal beliau tidak hanya di tingkat menengah, beliau pernah pula mengenyam pendidikan di tingkat atas pada sekolah MULO, sebuah sekolah yang hanya dibolehkan bagi anak-anak bangsawan.

Selesai pendidikannya di MULO, TEUNGKU USMAN LUENG IE melanjutkan karirnya ke bagian MILITER dengan PANGKAT terakhirT SERSAN, dan karena KECINTAAN NYA KEPADA AGAMA, beliau pernah menjadi IMAM SELAMA 5 TAHUN BAGI KALANGAN MILITER.

Tidak mengherankan, karena memang secara fisik TEUNGKU USMAN LUENG IE memiliki badan tegap dan tinggi besar.
SETELAH 5 TAHUN BELIAU AKTIF di kemiliteran, kemudian di tahun 1951 dalam usianya 30 tahun beliau MENINGGALKAN KARIR kemiliterannya, dan berdagang di Jalan Perdagangan BANDA ACEH dan pada tahun itu beliau menikah dengan gadis pilihannya Nuraini dari Lueng Ie.

Beberapa saat berdagang di Banda Aceh, berjumpalah beliau dengan seorang ulama kenamaan Aceh yaitu :
TEUNGKU SYEKH MUDA WALY AL-KHALIDY yang ketika itu ada keperluan ke Banda Aceh karean ABUYA MUDA WALY adalah PIMPINAN PESANTREN : DARUSSALAM LABUHAN HAJI ACEH SELATAN.

Setelah mengenal sosok ABUYA MUDA WALY, maka terpautlah hati TEUNGKU USMAN LUENG IE untuk MENUNTUT ILMU DI DARUSSALAM LABUHAN HAJI. Pada tahun 1952 dengan TEKAD BULAT berangkatlah TEUNGKU USMAN LUENG IE ke DAYAH DARUSSALAM.

Di mana pada tahun 1952 umumnya murid-murid senior Abuya belum pulang kampung.

SEPERTI SYEKH AIDARUS anak dari SYEKH ABDUL GHANI KAMPARI mulai belajar di Darussalam tahun 1945, pulang di tahun 1956 setelah sebelas tahun, dan yang lebih awal lagi ABU YUSUF ‘ALAMI yang merupakan keponakan ABUYA yang berasal dari Padang dan kemudian diambil MENANTU OLEH ABUYA.

Murid Abuya yang alim lainnya ABU IMAM SYAMSUDDIN sangkalan, sebelum belajar pada Abuya beliau juga pernah lama belajar kepada :
ABU SYECH MUD BLANGPIDIE.

ABU IMAM SYAMSUDDIN berasal dari Blangporoh, dan ketika masyarakat Sangkalan ABDYA memerlukan seorang ULAMA yang mengayomi mereka, maka ABUYA SYEKH MUDA WALY mengirim :
ABU IMAM SYAMSUDDIN ke sangkalan, dan beliau mendirikan DARUL AMAN yang kemudian berubah menjadi Babul Ulum ini juga di tahun 1956.

Jadi pada era 1952, banyak murid Abuya yang belum pulang, sehingga bagi seorang Teungku Usman Lueng Ie tentu memaksimalkan belajar selain kepada Abuya beliau juga belajar pada murid-murid lainya yang lebih awal dari beliau di Darussalam.

Disebutkan ketika belajar di Darussalam, beliau adalah orang kepercayaan Abuya, dan termasuk santri yang dekat dengan ABUYA.
Selama delapan tahun belajar dengan segenap kesungguhan dan ketabahan, di mana beliau ketika belajar sangat sedikit beristirahat, sehingga dalam masa yang singkat telah mengantarkan beliau menjadi seorang ulama yang diperhitungkan.

Setelah menjadi seorang alim, beliau pulang kampung, dan membangun sebuah Pesantren di Lueng Ie dengan nama Dayah Darul Ulum pada tahun 1960. Semenjak itu mulailah kiprah keilmuan dan keulamaannya bersinar, sehingga masyarakat Lueng Ie dan sekitarnya mulai berdatangan ke Dayah Darul Ulum Leung Ie, ratusan santri belajar di Dayah yang dibangun di Lueng Ie tersebut, dan umumnya mereka juga kuliah di perguruan tinggi yang ada di Banda Aceh.

Di antar keistimewaan
ABU LUENG IE dalam mengajar, beliau bisa mengajar :
KITAB-KITAB besar dalam Mazhab Syafi’i seperti Kitab Mahalli yang berjilid-jilid tanpa perlu melihat Kitab, karena telah beliau hafal ulasan dan maknanya.

Hal ini menambah kekaguman dan kecintaan murid-muridnya. Selain seorang guru yang disegani, beliau juga seorang MURSYID untuk TAREKAT NAQSYABANDIYAH, sehingga kecondongan TASAUF begitu melekat dalam kehidupannya sehari-hari

Di sebutkan bahwa selesai Shalat Ashar biasanya beliau duduk berzikir, tafakkur di ruang khusus di salah satu ruangan di dayahnya, bahkan beliau mengajarkan tarekat sampai KE WILAYAH KALEE PIDIE untuk membina SULUK bagi masyarakat setempat.

Selain mengajar di Dayah yang didirikannya, ABU LUENG Ie juga mengajar secara khusus di BALEE MANYANG TEUKU NYAK ARIR yang dihadiri oleh banyak para santri yang antusias mendengarkannya.
Juga beliau mengajar masyarakat di beberapa majelis taklim untuk menguatkan pemahaman agama dan keislaman masyarakat.

Sebagai seorang ulama yang mengayomi masyarakatnya, Abu Lueng Ie melihat bahwa perlu adanya kiprah dalam dunia politik, sehingga beliau pun terjun dalam dunia politik dengan tetap mengedepankan manhaj dan keyakinan beliau tentang AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH yang telah ditanamkan oleh GURU besarnya SYEKH MUDA WALY, bahkan Abuya Muda Waly yang menambah LAQAB bagi nama Abu Usman Lueng Ie dengan AL-FAUZI artinya SELAMAT dan TEMBUS dari berbagai COBAAN dan RINTANGAN.
Sehingga namanya menjadi :
ABU USMAN AL-FAUZI Lueng Ie.

Bahkan keterlibatan beliau dalam organisasi keislaman dan perpolitikan jauh sebelum berangkat ke DARUSSALAM LABUHAN HAJI dimana beliau sebagai anggota Pusa, dan setelah selesai belajar di Labuhan Haji beliau aktif dalam kepemimpinan PERTI, sebuah organisasi yang dimasyhurkan oleh ABUYA MUDA WALY dan diikuti kemudian oleh para ulama lainnya termasuk :
ABU Hasan KRUENGKALEE.

Banyak ulama kemudian menganggap kehadiran ABU LUENG IE pada KANCAH POLITIK juga menetralisir pemahaman yang keliru terhadap dayah secara khusus, maupun beberapa orang ulama yang berstatus merah dalam masa iklim Aceh yang tidak stabil dahulunya bisa diselamatkan sehingga tidak ditangkap dan dipenjarakan. Setelah berbagai kiprah yang dilakukan ABU LUENG IE untuk MASYARAKAT.
WAFATLAH ULAMA ITU DI TAHUN 1992 dalam USIA 71 TAHUN. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.

sumber :
Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary.

TTD :
HAMBA YANG SANGAT2 FAQIR AKAN ILMU.
WASSALAM.

GROP :
KISAH ULAMA ACEH
MASYA ALLAH.
WALLAHU'AKLAM

DOC

FACEBOOK

No comments:

Post a Comment