TGK.ABANG MARTHUNIS

TGK.ABANG MARTHUNIS

Thursday, August 13, 2020

SYEIKH MUDA WALY ALKHALIDY

Gambar mungkin berisi: 1 orang, teks

ABUYA MUDA WALY
SULTANAH ULAMA ACEH
------------------
SHULTHAN ULAMA ACEH
ALM.ABUYA SYAIKH MUDA WALY AL-KHALIDY
------------------

SEGALA PUJOE BAGI ALLAH PENCIPTA ALAM SEMESTA.
ALLAH TEMPAT KITA MEMINTA PERTOLONGAN, BAIK MASALAH DUNIA KITA MAUPUN MASALAH AKHIRAT KITA.
SHALAT dan SALAM bagi BAGINDA RASULULLAH.
DAN AHLI KELUARGA dan SAHABATNYA BAGINDA SEKALIAN.

RASULULLAH PENUTUP SEMUA PARA RASUL dan PEMBAWA RISALAH ISLAMIAH.
WABA'DU :

HAL RISALAH DAN RIWAYAT PERJUANGAN TENTANG HAL MAHA GURU BESAR DARI PARA GURE-GUREE KITA.
HADHARATUSY SYEIKH ALLAH YARHAM ABUYA SYEIKH MUHAMMAD (MUDA) WALY AL-KHALIDY THARIQATAN, AL-ASYI BILAADAN, ASY SYAFI'I MAZHABAN,
YANG TELAH SEKIAN LAMA MENINGGALKAN KITA SEMUA.

SEMOGA ALLAH SWT SENANTIASA MEMBERI GAIRAH dan MOTIVASI KEPADA KITA DALAM MENGIKUTI JEJAK NYA DALAM HAL IBADAH DAN BERAMAL SHALEH.

CATATAN INI BAGAIKAN SETETES AIR DAR i SAMUDRA KEAGUNGAN dan KEBESARAN ALLAH SWT YANG TELAH DI ANUGERAHKAN-NYA KEPADA ALM. ABUYA MAULANA SYEKH MUHAMMAD WALY di MASA HIDUPNYA.

SMOGA SAJA CATATAN INI DAPAT MEMBANGKITKAN SEMANGAT kita DALAM MEMPERTAHANKAN dan MENERUSKAN RISALAH PERJUANGAN BELIAU SEBAGAI PENGANUT AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH di BUMI SERAMOE MEKKAH.

TERLEBIH pada AKHIR-AKHIR INI BERBAGAI AJARAN DAN ALIRAN MENYERBU MASUK KE TANAH PARA AULIYA.
Keberadaan hal keadaan itu dikhawatirkan dapat MERUSAK AQIDAH dan PERSATUAN UMAT ISLAM.
HANYA PARA ALIM ULAMA DAYAH DAN PARA SANTRI HARUS TAMPIL MEMBELA MAZHAB SYAFI'I DAN AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH YANG SUDAH KITA YAKINI BAIK DAN LEBIH BAIK dan BERSEJARAH DI ACEH DAN NUSANTARA.

I. ULAMA BESAR ACEH YANG KHARISMATIK
-----------
BANYAK ALIM ULAMA DAN PENGAMAT SEJARAH SEPAKAT BAHWA ABUYA MUDA WALI adalah ULAMA BESAR YANG SANGAT TERPENGARUH BAIK di ZAMANNYA HARTA SEKARANG INI. MENURUT K.H. Sidjuddin ABBAS DALAM BUKUNYA “SEJARAH dan KEAGUNGAN MAZHAB SYAFI'I”,
SYEIKH HAJI MUDA WALI LAHIR DI LABUHAN HAJI ACEH SELATAN (sekarang Abdya) PADA TAHUN 1907.
AYAHNYA juga SEORANG ULAMA TERKENAL SYEIKH MUHAMMAD SALIM TUANKU MALI PALING YANG SANGAT FANATIK TERHADAP AJARAN AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH.

TGK . MUHAMMAD WALY (Muda Waly) sejak kanak-kanak sampai BELIA BERGURU PADA AYAHNYA TERCINTA di RUMAH. DAYA HAFALNYA SANGAT KUAT. SEJAK usia LIMA TAHUN SUDAH BANYAK MENGHAFAL AYAT-AYAT PENDEK DALAM AL-QUR’AN.

Kecerdasannya luar biasa.
Di usia belasan tahun sudah nampak CIRI-CIRI KEULAMAANNYA.
Dan sejak itu pula para santri AYAHNYA MEMANGGIL DIA TGK. MUDA.
Maksudnya TEUNGKU yang masih KECIL, sedangkan AYAHNYA TEUNGKU YANG SUDAH SENIOR.

Selain berguru kepada orang tuanya, TGK MUDA berguru juga kepada TGK IDRIS ACEH SELATAN. L
Kemudian kepada
TGK. SYEIKH MAHMUD BLANG PIDIE.
Selanjutnya beliau meninggalkan ACEH SELATAN dan
“JAK MEUDAGANG” KE ACEH BESAR.
Di Aceh Besar beliau berguru kepada SYEIKH HASAN KRUENG KALEE, dan tidak lama cuma hanya beberapa hari saja.

KEMUDIAN KEPADA TGK. HASBALLAH INDRAPURI dan beliau lebih banyak mengajar di pesantren siang malam lebih kurang selama tiga bulan.
Maka beliau di sana seperti WAKIL AB u INDRAPURI sebagai GURU UTAMA.

MENURUT PUTRANYA ABUYA PROF. DR. MUHIBBUDDIN WALY, sebelum ke Aceh Besar, AYAHNYA SUDAH ALIM. SEBENARNYA “MEUDAGANG ”
ke Aceh Besar karena beliau ingin berkenalan dengan ULAMA-ULAMA yang lebih SENIOR di Aceh BESAR.
Makanya tidak begitu lama tinggal di ACEH BESAR.

KEHAUSANNYA TERHADAP ILMU AGAMA ISLAM TAK PERNAH TERBENDUNG, kemudian beliau melanjutkan perjalanannya ke TANAH MINANGKABAU untuk STUDI SEKOLAH NORMAL ISLAM yang dipimpin OLEH
H. MAHMUD YUNUS YANG TAMATAN AL-AZHAR UNIVERSITAS.

Cuma sebulan beliau di situ kemudian keluar dari padanya karena tidak merasa sesuai dengan pendidikannya.
Kemudian beliau BERKELILING KEPADA ULAMA-ULAMA BESAR, diantaranya pada ULAMA BESAR SYAFUYAH di sana SYEIKH DJAMIL DJAHO
(salah seorang pendiri PERTI)
dan KARENA ALIMNYA , SYEIKH DJAMIL sangat CINTA dan SAYANG kepada MURIDNYA yang CERDAS INI.
Supaya terjalin hubungan yang abadi, sang guru mengambilnya menjadi menantu.

Setelah beliau berumah tangga dengan isteri beliau pertama, BUNDA KANDUNG
ABUYA PROF. DR. MUHIBBUDDIN WALY, ( yang sebutan ummi padang) dan isteri beliau pertama itu adalah
CUCU ULAMA BESAR KOTA PADANG SYEIKH KHATIB ALI. TGK.MUDA dinikahkan dengan putrinya RABI'AH.
Selanjutnya TGK. MUDA belajar pula pada SYEIKH ABDUL GHANI BATU BESURAT di KAMPAR.

SYEIKH ABDUL GHANI inilah yang kemudian mengangkat ABUYA MUDA WALY menjadi MURSYID THARIQAT NAQSYABANDIYAH untuk SELURUH WILAYAH ACEH.

II. TOKOH PENDIDIKAN ISLAM.

TAHUN 1940 TGK. MUDA WALY KEMBALI ke ACEH.
Ilmunya sudah sangat luas ditambah lagi dengan menyandang GELAR MURSYID THARIQAT yang diberikan GURUNYA.
Di tanah kelahirannya beliau mendirikan DAYAH DARUSSALAM di LABUHAN HAJI,
NAMANYA MAKIN POPULER dan MENJADI
“BINTANG CAHAYA LAMPU PENERANG DI ACEH BELAHAN BARAT.

Kemudian para santri dari seluruh Aceh datang berguru kepadanya. Jadilah DAYAH DARUSSALAM LABUHAN HAJI SEBAGAI DAYAH BESAR yang paling banyak SANTRINYA.
MESKI ABUYA MUDA WALY UMURNYA MASIH SANGAT MUDA JADI SEORANG MURSYID ILMU THARIQAT, namun beliau tidak memaksa semua santrinya untuk MASUK THARIQAT.

Para murid diberi kebebasan memperdalam bidang ilmu yang disukainya.
Sebagian mendalami ILMU SYARIAH dan FIQIH saja, sebagian mendalami BAHASA ARAB DAN MANTIQ saja dan sebagian lagi menambahkan ILMU THARIQAT NAQSYABANDIYAH.

Pengaruhnya semakin besar setelah pulang dari Mekkah, sebab beliau sempat berguru KEPADA ULAMA-ULAMA BESAR di HARAMAIN.
Prof. H. MUHAMMAD ALI HASYMI dalam bukunya :
SEJARAH ULAMA ACEH”,
menulis :
bahwa tidak diragukan lagi,
TGK .MUDA WALY AL-KHALIDY adalah ulama Aceh yang sangat terpengaruh baik masa hidupnya maupun setelah beliau wafat.

Hal tersebut disebabkan karena Tgk. Muda Waly berhasil mendidik murid-muridnya menjadi ULAMA-ULAMA BESAR di ACEH. Ali Hasjmy menambahkan, sebagai PENGEMBANG THARIQAT, MUDA WALY juga SANGAT BERHASIL.
Sekarang satu-satunya THARIQAT yang paling LUAS penganutnya di ACEH adalah NAQSYABANDIYAH.

K.H. Siradjuddin ABBAS mengurai panjang tentang MUDA WALY. Menurut ULAMA AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH INI, MUDA WALY adalah ulama yang paling berhasil di ACEH. DARUSSALAM LABUHAN HAJI TELAH MELAHIRKAN ULAMA-ULAMA BESAR SYAFI'I YAH yang selalu menjadi kiblat masyarakat Aceh, bahkan Nusantara.

Lebih lanjut Siradjuddin ABBAS mencatat NAMA-NAMA MURID ABUYA MUDA WALY yang menjadi ULAMA BESAR dan PEMIMPIN DAYAH.

Untuk muridnya pada tahap pertama, atau Generasi pertama :
--------------
1. TGK. MUHIBBUDDIN WALY
2. TUANKU H. LABAISATI MELALO PANDANG PANJANG
3. TGK. ADNAN BAKONGAN.
4. TGK. QHAMARUDDIN
(Abu Tanoh Anoe)
5. TUANKU H. IDRUS BATU Basurek Bangkinang
6. TGK. AHMAD LAMLAWI
7. TGK. ABU ABDULLAH TANOH MIRAH BIREUN
8. TGK. MUHAMMAD ISA PEUDADA
9. ABON AZIZ SAMALANGA
10. TGK. T. H. USMAN FAUZIE (Abu Lueng Ie).
11. TGK. H. MUHAMMAD THAIB BATE LHEE.

muridnya GENERASI KEDUA, antara lain :
-----------
1. ABU SYIHABUDDIN SYAH. ABU KEUMALA
2. TGK. BASYAH KAMAL LHONG
3. TGK. AMIN UMAR
PANTON LABU
4. ABU TUMIN Blang BlahDeh.
5. ABU DAUD ZAMZAMI
ACEH RAYEK.
6. ABU TEUPIN PUNTI
Lhok Sukon
7. SYEIKH NAWAWI HARAP Tapanuli.
8. TGK. MUHAMMAD DAUD. Grong-grong
9. ABU AHMAD
blang Nibong Aceh Utara
10. TGK. ABBAS Beureumbeu Aceh Barat
11. TGK. JA'FAR SIDDIQ
Kuta Cane
12. TGK. MUHAMMAD ZAMZAMI - Mamplam Golek
13. ABU BAKAR SAMBIL
Aceh Barat
14. TGK. MUHAMMAD YUNUS Manani
15. dll.

Dalam tahap yang kedua ini di antaranya termasuk MURID-MURID ABUYA Prof. DR. MUHIBBUDDIN WALY.
Para murid pulang ke kampungnya masing-masing, mereka mendirikan dayah. Kemudian terbukti DAYAH-DAYAH mereka melahirkan ULAMA-ULAMA besar juga.

Mengenai kesuksesan pendidikan berkesinambungan ini, saya pernah membuat syair pada tahun 1999.
SYAIR-SYAIR Berikut saya kutip kembali SYAIR TERSEBUT :

DI BINEH PANTÉ SAMUDRA INDIA
LABUHAN HAJI TANOH TERCINTA
SINAN KEUDEH DAYAH MEUAH HANA BAN.
DARUSSALAM TAMAN SYURGA.

ABUYA MUDA WALY UREUNG AZASKAN
WATEE MENJELANG INDONESIA MERDEKA
LE THAT ULAMA LAHE DI SINAN
BERKAT DIDIKAN TGK. SYEIKH MUDA WALY.

ULAMA SUFI MALEM HANABAN
LUAH PANDANGAN KASYAF
GEUH PIH NA
GEUBRI KEU RAHMAT LE SIDROE TUHAN
GEU JAGA GOBNYAN SABE LAM BEUNA

WATEE ULANG JAK NIBAK KUBURAN
JILE MEUGRAM-GRAM DI LON IE MATA DILEE
ULUNG BRI SALEUM BAK BINEH MAKAM
LON BEUT QUR’AN YAKIN LON BACA

ALLAHU RABBI KHALIQUL INSAN
RAYA HANA BAN GOBNYAN MEUJASA
NEU AMPUN DESYA DUM KESALAHAN
NEUBRI BEU SAJAN PARA AULIA.

BEUREUKAT KEURAMAT ULAMA SUFI
SYEIKH MUDA WALY SULTAN ULAMA
NEUBRI YA ALLAH JALAN HAKIKI
NEUBRI ILLAHI ULON BEUMEUBAHAGIA

BEU PANYANG UMUM MUDAH RASEUKI
NGON KELUARGA AL-WALY UKHWAH BEUNA
BEUJEUT KEU GUREE ULAMA AL-WALY
ULAMA SUNNI PEJUANG AGAMA

III. KHALIFAH THARIQAT (NAQSYABANDIYAH).

Martin van Bruinessen (orientalis Belanda) mengemukakan bahwa thariqat Naqsyabandiyah pernah mendapat pengikut di Aceh sebelum abad ke-20, jumlahnya tidak besar dan tidak cukup berarti.

Satusatunya acuan yang kita dapatkan adalah sebuah teks yang ditulis oleh Jamaluddin Pasa (Aceh Utara), salah seorang pengikut Thariqat Naqsyabandiyah, namun kapan persisnya hidup tidak dapat dipastikan.

Karya tersebut disalin pada tahun 1859. Rupa-rupanya atas permintaan seorang pejabat Belanda.
Oleh sebab itu, karya itu pasti lebih tua dan tidaklah dapat dianggap sebagai bukti bahwa masih ada pengikut NAQSYABANDIYAH di Aceh pada masa itu.

Menjelang akhir abad Snouck Hougranje, pengamat terbaik dan paling luas pengetahuannya memberi komentar bahwa Thariqat Naqsyabandiyah memang tidak berarti di Aceh, meskipun bukan sama sekali tidak ada.

Tapi ternyata sekarang ini Thariqat Naqsyabandiyah merupakan thariqat yang paling berpengaruh di Aceh, pengaruhnya yang paling besar terutama di Aceh Barat dan Aceh Selatan.

Hal ini terutama sekali berkat kegiatan-kegiatan seorang SYEIKH dan POLITISI YANG KHARISMATIK, MUDA WALY
(Haji Muhammad Waly) pendiri dayah (pesantren) besar DARUSSALAM di LABUHAN HAJI (Aceh Selatan) dan merupakan TOKOH PERTI seluruh Aceh.

Syeikh Muda Waly berasal dari pesisir barat Aceh, yang sebagian penduduknya yang telah mengalami proses pembauran mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Aceh tapi sebelum diterima sebagai orang Aceh sejati
(tetapi lebih dianggap orang Jamee “tamu” atau “pendatang” dan sebagai “keturunan Minangkabau”).

MUDA WALY berguru kepada Syeikh Muhammad Jamil Jaho (pendiri PERTI), meskipun sebentar dan menikahi putri gurunya Rabi’ah, dan belajar pula di Kampar kepada Syeikh Abdul Ghani dari Batu Besurat, yang kemudian membai’atnya masuk Thariqat Naqsyabandiyah dan mengangkatnya sebagai MURSYID UTAMANYA.

Pada awal-awal tahun 1940-an, Muda Waly kembali ke Aceh Selatan dan mendirikan dayah-nya di Labuhan Haji. Setelah Indonesia merdeka,
ia menjadi penggerak dibalik perkembangan PERTI di Aceh, terutama berkat upaya-upaya istri pertamanya – Hj. Rasimah bunda kandung Prof. DR. Muhibbuddin Waly, seorang perempuan cucu ulama thariqat kharismatik Kota Padang –, yang sangat simpatik dan terbuka serta punya naluri kemasyarakatan yang tajam.

Bersama dengan sahabat-sahabatnya,
Nyak Diwan,
Tgk. Usman Pawoh,
Cut Zakaria dan
Tgk. Bahrunsyah ia melakukan kampanye-kampanye politik dan agama secara intensif di sepanjang pesisir Barat Aceh (dan belakangan juga di Aceh Besar), salah satu tujuan utamanya ialah untuk menangkal pengaruh Muhammadiyah yang sedang tumbuh
(erat kaitannya dengan masyarakat Minangkabau di Aceh) yang tidak sejalan dengan kebanyakan para ulama Aceh.
Dalam perjuangan ini, MUDA WALY telah mendapatkan pertolongan dari semua muslihat.

Perkawinan-perkawinan yang betul-betul strategis dengan pengecualian barangkali yang pertama, yaitu dengan gadis kota Padang, Minangkabau.

ISTERI KEDUANYA adalah KEPONAKAN dari TEUKU USMAN PAJOH yang merupakan keturunan Ulee Balang Kota Kecamatan Labuhan Haji.
Salah satu kecamatan di Aceh Selatan di mana Muhammadiyah sangat kuat adalah Manggeng dan di sini tinggal Nur Hayit, ulama besar Muhammadiyah di Aceh.

Maka Muda Waly mengawini isteri ke empat di sini, justru pula dari kaitan famili ibu kandung beliau demi memperoleh tempat pijakan.
Setelah Abuya Muda Waly berpisah dengan isteri keduanya Hj. Rabi’ah Jamil, yang dikarenakan oleh masuknya Jepang ke Aceh sehingga beliau tidak bisa kembali ke Minangkabau, maka ia pun menceraikan Rabi’ah.

Setelah itu demi menghadapi tugas AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH di Aceh Barat beliau menikahi salah seorang perempuan muda Teunom sebagai gantinya.

Upaya Muda Waly untuk menyebarluaskan Thariqat Naqsyabandiyah berjalan seiring dengan aktivitas politiknya dan di sini sulit untuk mengetahui apakah yang satu merupakan tujuan utama dan yang lainnya hanya sebagai alat.
Yang pasti, thariqat itu menyediakan baginya jaringan PERTI yang lebih mudah.

TGK. ADNAN Mahmud DARI BAKONGAN,
TGK. H. QHAMARUDDIN LAILON, TGK. JAILANI MUSA, serta
Tgk. H. JA'FAR LAILON sebagai KHALIFAHNYA di ACEH SELATAN, khalifah yang lain termasuk PUTRA MURSYID NYA sendiri H. ABDUL AIDARUS GHANI DI KAMPAR, namun sebagai penggantinya ia menunjuk PUTRA sulungnya, MUHIBBUDDIN WALY yang diberi IJAZAH MURSYID oleh gurunya sendiri SYEIKH H. ABDUL GHANI di KAMPAR.

SEJAK WAFAT MUDA WALY PADA TAHUN 1961, PUTRANYA MUHIBBUDDIN WALY secara FORMAL menjadi yang paling senior di antara MURSYID dan KHALIFAH, namun karena ia telah lama berada jauh dari Aceh,
maka ABUYA MUHIBBUDDIN WALY mengangkat :
ABU USMAN FAUZIE menjadi mursyid terkemuka di Aceh Besar dan sekitarnya, demi kepentingan praktis, sudah barang tentu ia merupakan tokoh PERTI terkemuka di Banda Aceh. Sebagai seorang aktivis PERTI, Tgk. T. Usman Fauzie menjadi seorang pendukung PPP ketika semua partai Islam dipaksa untuk berungsi menjadi partai baru tersebut.

Namun ketika satu bagian PERTI (kubu Sulaiman Al Rasulli) dengan Prof. Muhibbuddin Waly sebagai salah seorang tokoh terasnya, memisahkan diri dan bergabung dengan Golkar,
Usman Fauzi dengan setia mengikutinya.
Untuk menghadapi Pemilu tahun 1982 Abuya Muhibbuddin Waly berdua dengan Usman Fauzie berkampanye atas nama Golkar, hal yang menimbulkan reaksi negatif yang tidak sedikit.

Banyak orang tua menarik pulang anak-anak mereka dari Dayah Tgk. Usman Fauzi dan mengirim mereka ke tempat lain.
Tetapi murid Naqsyabandi, tentu saja tetap setia.
Secara kebetulan ABUYA MUHIBBUDDIN WALY telah menjelaskan dukungannya kepada Golkar dan bukan kepada PPP dengan menggunakan istilah-istilah yang dapat dipahami
oleh kaum muslimin tradisional.

PPP sebenarnya dikuasai oleh kaum modernis yang lebih merupakan ancaman bagi amalan-amalan kita dan kepercayaan-kepercayaan kita dibandingkan dengan Golkar yang sekular, malahan Tgk. T. Usman Fauzi menjelaskan secara lebih sederhana.

DI DAYAH TGK. T. USMAN FAUZI di Lueng Ie dilaksanakan dua pertemuan zikir berjamaah setiap pekan.
Satu untuk LAKI-LAKI dan satu untuk perempuan.
Keduanya antara shalat Isya dan tengah malam.
Sekitar 150 murid secara teratur mengikuti pertemuan-pertemuan ini. Jumlah murid yang datang bersuluk jauh lebih banyak, yang semuanya sudah berusia di atas 50 tahun dan yang terbanyak dari kaum wanita.

Kebanyakan atau semuanya dari mereka adalah petani.
Di pesisir utara Aceh suluk sungguhnya tidak pernah menjadi populer, tetapi di pesisir barat khususnya di bagian paling selatan
(Aceh Selatan dan Aceh Tenggara) suluk merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari budaya keagamaan setempat.

Cukup banyak penduduk berusia tua dari desa-desa pegunungan yang melakukan perjalanan beberapa kali dalam hidupnya, selanjutnya begitu selesai panen, ke Dayah di Labuhan Haji, Dayah Tanoh Anoe yang dipimpin oleh ABU Qamaruddin,
Dayah Ujong Kalak Meulaboh yang dipimpin oleh ABU ABDUL HAMID Kota Meulaboh,
Dayah Lama Inong Aceh Selatan yang dipimpin oleh ABU JA'FAR LAILON, dan dayah lainnya di Kluet Utara untuk melaksanakan suluk, meskipun hanya tiga hari atau beberapa hari saja.

Baik ABUYA MUDA WALY maupun putranya Prof. MUHIBBUDDIN WALY telah MEMPERKAYA kepustakaan TASAWUF Indonesia dengan satu-satunya karya sang ayah menulis dua risalah pendek mengenai Thariqat Naqsyabandiyah
(dalam bahasa Melayu) dan
OBAT HATI, NADHAM MUNAJAT yang diberkati At-Thariqat Al-Naqsyabandiyah
(teks amalan dalam bahasa Arab disertai terjemahan bahasa Acehnya, keduanya digubah dalam bentuk syair), dua karya lain yang diterbitkan merupakan kumpulan fatwa tentang berbagai masalah (Al-Fatwa)
dan sebuah kitab mengenai Doktrin dan AMALAN SUFI, TANWIR AL-ANWAR FI IZHAR KHALAL MA-FI KASYF AL-ANRAR keduanya dalam bahasa Melayu.

DR. Muhibbuddin Waly menyunting risalah ayahnya mengenai zikir dan menerbitkan empat jilid syarah karya IBNU ‘Atha’illah, Hikam :
HAKIKAT HIKMAH TAUHID dan TASAWUF dan sebuah kitab mengenai perkembangan hukum Islam, Penggalian Hukum Islam dari Masa ke Masa.

IV. KARAMAH-KARAMAH ABUYA MUDA WALY.
Saya pernah mengumpulkan sejumlah karamah ulama Aceh, namun sayang sekali naskah buku tersebut hanyut dibawa tsunami ahad, 25 Desember 2004 lalu.
Dalam buku tersebut saya menyebutkan beberapa karamah Maulana Syeikh Muda Waly, antara lain :

1. Datangnya kerikil putih kepantai Labuhan Haji dekat dengan dayah sehingga lapangan dayah tawajuh dan sekitarnya diratakan dengan batu-batu kerikil itu.

2. DOA DITERIMA ALLAH
3. PRESDIKSI NYA TENTANG DI/TII BENAR-TEPAT.

4. Keputusan Musyawarah para Ulama se-Indonesia yang difatwakan oleh beliau dengan Rais ‘Am NU K.H. Abdul Wahab Hasbullah, bahwa presiden Soekarno dan wakil presiden Mohd. Hatta adalah ulil amri adh-dharuri bisy syaukah.
Maka tidak boleh berontak kepada pemimpin negara.

5. Sukses mendidik ANAK dan para MURIDNYA menjadi ULAMA BESAR
6. SOEKARNO AKAN JATUH DARI KEKUASAAN
7. BERJUMPA LAILATUR QADR (1960).
-----------------
V. SULTHAN ULAMA ACEH.

Dari uraian ringkas di atas, saya sangat ingin memanggil beliau sebagai “SULTAN ULAMA ACEH” dan MUJADID BESAR ABAD ke-20 untuk Indonesia, khususnya SUMATERA.
Maksudnya dialah ULAMA ACEH yang paling besar pengaruhnya dalam bidang AGAMA, POLITIK dan KHAZANAH kESUFIAN di ACEH paruh abad 14 H.
saya juga berpendapat, pengaruh beliau semakin kuat dalam abad ke-15 H ini.
Para murid dan para murid beliau kini giat mengembangkan THARIQAT NAQSYABANDIYAH AL-WALIYYAH di SELURUH MELAYU RAYA.
---------------
VI. KHATIMAH

Saat-saat kita bisa berkumpul seperti ini, alangkah indah apabila kita dapat membaca sekali seorang UMMUL QUR’AN, kemudian kita berdo’a kepada ALLAH YARHAM AGAR ALLAH SWT MEMBERI TAMPAT yang TERBAIK di SISI-NYA.
Tiada kata yang lebih INDAH kecuali DOA yang diajarkan OLEH BAGINDA RASULULLAH SAW : ALLAHUMMAGHFIRLAHU WARHAMHU.

GROP :
KISAH ULAMA ACEH

AAMIIIN. AAMIIIN AAMIIIN.
WASSALAM.

Gambar mungkin berisi: 3 orang, teks yang menyatakan 'ABUYA MUDA WALY AL-KHALIDY'

SYEIKH MUDA WALY ALKHALIDY AN-NAQSYABANDY AL-ASYI,
SYEIKH MASYAYIKH ACEH.
--------------

ABUYA MUDA WALI AL-KHALIDI.
Syeikh Muda Waly bukan hanya berperan dalam menyebarkan ILMU AGAMA SAJA.
Tapi beliau memiliki andil yang besar dalam mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan Republik Indonesia.
Dalam mempertahankan proklamasi 17 agustus 1945 para ulama Aceh tampil kedepan dengan MENGELUARKAN FATWA JIHAD FI SABILILLAH dan mendirikan barisan barisan perjuangan.

Pada tanggal 18 Zulqa`dah 1364 TEUNGKU SYEIKH HASAN KRUENG KALEE mengeluarkan FATWA dengan menyatakan bahwa perjuangan mempertahankan REPUBLIK INDONESIA
dan berperang menentang MUSUH-MUSUH ALLAH adalah suatu kewajiban dan apabila MATI dalam PEPERANGAN itu akan mendapat PAHALA SYAHID. Disamping itu juga diterangkan pula hendaklah ummat islam mengorbankan jiwa dan harta untuk menolong agama ALLAH dan menolong negara yang sah.

Fatwa itu disebarkan luas keseluruh Aceh melalui pemuda pemuda Aceh yang tergabung dalam Barisan Pemuda Indonesia yang kemudian menjadi Pemuda republic Indonesia.

Berdasarkan itu SYEIKH MUDA WALY di Labuhan Haji memperkuat fatwa tersebut melalui pengajian-pengajian dan ceramah-ceramah umum.
Bahkan beliau menjabat sebagai pimpinan tertinggi dalam barisan Hizbullah, meskipun dalam pelaksanaannya banyak diserahkan kepada keponakannya yang juga merupakan seorang ULAMA MUDA yang kemudian menjadi menantu beliau.

Di samping itu PERTI yang dipimpin oleh : NYA` DIWAN
telah membawa satu barisan perjuangan dari Sumatra Barat yang disebut Lasymi
(LASKAR MUSLIMIN INDONESIA). Antara kedua laskar ini saling mengisi demi memperjuangkan Ahlussunnah dan mempertahankan kedaulatan Negara dari tangan penjajah.
Peristiwa berdarah di ACEH

Dalam mempertahankan keutuhan negara Indonesia beliau juga memiliki peran ynag sangat penting.

Pada tanggal 13 Muharram 1373 /21 september 1953 meletuslah peristwa berdarah di Aceh yaitu PERISTIWA DI/TII yang DIPIMPIN oleh TGK MUHAMMAD DAUD BEREU'EH,
MANTAN GUBERNUR MILITER ACEH LANGKAT dan TANAH KARO dan MANTAN GUBERNUR ACEH dan merupakan salah SEORANG PEMIMPIN UTAMA PUSA
(Persatuan Ulama Seluruh Aceh). Beliau memang tidak bergabung dalam PUSA karena sebagian besar ULAMA yang bergabung dalam PUSA telah terpengaruh dengan ide pembaruan dalam ISLAM dari MINANGKABAU.

Dalam hal ini para ULAMA BESAR di Aceh yang terdiri dari Kaum TUA antara lain :
SYEIKH MUDA WALY ,
SYEIKH HASAN KRUENG KALEE, TEUNGKU ABDUL SALAM MEURAKSA,
TEUNGKU SALEH MESIGIT RAYA dan ulama lainnya tidak mendukung gerakan ini, karena mereka mengetahui bahwa latar belakang kejadian ini bukanlah hal-hal yang dikaitkan dengan agama tetapi hanyalah hal-hal yang dikaitkan dengan DUNIA SEMATA.

Oleh karena itu para ULAMA tersebut MENGELUARKAN FATWA MENGUTUK PEMBERONTAKAN tersebut atas nama para ULAMA-ULAMA TERSEBUT.

Tetapi karena semua ULAMA tersebut berada dalam PERTI maka penonjolannya lebih terlihat atas nama PERTI.
TEUNGKU SYEIKH MUDA WALY pada tanggal 18 November 1959 dalam suatu rapat umum di Labuhan Haji MENGHARAMKAN PEMBERONTAKAN TERSEBUT, dan beliau menyatakan siap memberi bantuan menurut kesanggupan beliau.

Para ULAMA-ULAMA tersebut sangat menyayangkan kenapa faktor faktor pemberontakan tersebut tidak di MUSYAWARAH KAN TERLEBIH DAHULU DENGAN PARA ULAMA-ULAMA BESAR DI ACEH.
Sehingga segala permasalahan dapat diselesaikan tanpa harus melalui peristiwa berdarah. Karena jasa beliau itu, beliau pernah diundang oleh PRESIDEN SUKARNO KE ISTANA BOGOR pada tahun 1957untuk menghadiri Konferensi ULAMA INDONESIA untuk memutuskan kedudukan PRESIDEN SUKARNO menurut ISLAM.

KH. WAHAB HASBULLAH ,
SYEIKH MUDA WALY dan
ABU KRUENG KALEE
Dalam konferensi tersebut pada awalnya ULAMA dari MASYUMI dan MUHAMMADIYAH secara tegas menolak keabsahan SUKARNO sebagai presiden yang sah dalam tinjauan Islam karena tidak DIANGKAT oleh AHLUL HILLI WAL 'ADI.

Hingga sampai pada giliran seorang ulama karismatik dari pulau Jawa yang bergelar SUTHANUL `ULAMA, juga mengatakan tidak sah dengan berbagai alasan dan HUJJAH.
Ketika semua orang hampir sampai pada kesimpulan itu, pimpinan sidang menanyakan KEPADA ULAMA ACEH TENTANG PANDANGAN MEREKA.
ABU KRUENG KALEE MEMPERSILAHKAN ABUYA MUDA WALI ANGKAT BICARA.

Beliau mengatakan Sukarno SAH menjadi PRESIDEN DHARURAT, alasannya dia punya SYAUKAH (kekuasaan dan kekuatan). KEKUASAAN itu ADALAH JABATANNYA sebagai PANGLIMA TERTINGGI yang membawahi POLISI dan TENTARA.
Intinya ABUYA MUDA WALI bersama ABU KRUENG KALEE menilai pemerintah RI dan PRESIDEN sokarno sah di sebut sebagai ULIL AMR menurut Islam walaupun secara dharury bisy syaukah.

Hal itu di sanggah oleh sulthanul ulama.
Lalu ABUYA membaca DALIL yang mendukung pandangan mereka dari nash KITAB TUHFAH Muhtaj yang mengakui keabsahan ulil amr dharuri bisy syaukah.
Alasan ini kembali di sanggah oleh sulthanul ulama.

AKHIRNYA ABUYA MUDA WALI dari duduk langsung bangun dan berkata dengan meminjam kalimat yang pernah di UCAPKAN OLEH
SAIDINA Umar “tafaqqahu qabla an tasudu”
(pelajarilah fiqh sebelum kamu diangkat menjadi pemimpin).

KATA-KATA itu di ULANG OLEH ABUYA SEBANYAK TIGA KALI.
Lalu ABUYA meminta persetujuan ABU KRUENG KALEE atas ucapan itu
“KON NYOE MEUNAN ABU????? (Bukankah begitu Abu?)
ABU KRUENG KALEE MENJAWAB “NYOE Beutoi” (iya benar).

ABUYA MUDA WALI dan SUKARNO.
--------
Dalam konferensi tersebut akhirnya menyimpulkan kesepakatan ulama dari seluruh Indonesia dengan apa yang di utarakan oleh ABUYA MUDA WALI bahwa pemerintah Indonesia adalah sah dan bahwa presiden Sukarno itu presiden yang sah dengan prediket WALI AL AMARI AL DHARURY BI AL SYAUKAH.

SETELAH BERJUANG DEMI TEGAKNYA AGAMA INI, AKHIRNYA
SYEIKH MUDA WALY KEMBALI KERAHMATULLAH PADA TANGGAL 28 MARET 1961.
(11 syawal 1381).
tepat pukul 15.30 WIB hari selasa.
JENAZAH BELIAU di SHALAT KAN OLEH ULAMA DAN MURID-MURID BELIAU serta masyarakat yang terjangkau kehadirannya ke DAYAH LABUHAN HAJI, karena pada zaman itu kendaraan umum masih sangat minim di ACEH SELATAN.
BELIAU DIMAKAMKAN DALAM KOMPLEK DAYAH
LABUHAN HAJI yang BELIAU PIMPIN.

Selanjutnya kepemimpinan Pesantren tersebut dilanjutkan oleh PUTRA PUTRA beliau secara bergantian antara lain :
SYEIKH MUHIBBUDDIN WALY,
SYEIKH JAMALUDDIN WALY, SYEIKH MAWARDI WALY,
SYEIKH AMRAN WALY,
SYEIKH NASIR WALY,
SYEIKH RUSIA WALY
DAN PUTRA PUTRA BELIAU LAINNYA.
Hal ini karena hampir semua putra beliau menjadi ULAMA-ULAMA terkemuka. Beliau bukan hanya berhasil dalam mendidik murid muridnya tetapi juga berhasil mendidik PUTRA-PUTRANYA MENJADI ULAMA-ULAMA yang gigih mempertahankan FAHAM AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH. Keberhasilan beliau dapat terlihat dengan jelas, dimana sekarang ini hampir semua pesantren TRADISIONAL DI ACEH mempunyai SILSILAH KEILMUAN dengan beliau.
PADAHAL ABUYA MUDA WALI MENINGGAL DALAM USIA YANG RELATIF MASIH MUDA.
( hanya sekitar 43/44 ).

------
SEMOGA ALLAH SLALU CUCURKAN RAHMATNYA.
AAMIIIN.

GROP :
KISAH ULAMA ACEH

WALLAHU'AKLAM
WASSALAM

SYECH ABUYA MUDA WALI,
SORANG ULAMA YANG MUJADDID.
---------------

BELIAU ADALAH SEORANG BAPAKNYA PARA ULAMA DI ACEH.
BELIAU BERUSIA SANGAT RELATIF MUDA, NAMUN BELIAU SANGAT TUA DALAM BIDANG KEILMUAN.

PARA ULAMA TERDAHULU mengisahkan beliau seperti :
SINGA MUDA yang sangat DISAYANGI oleh KAWAN dan DISEGANI oleh LAWAN.

--- Dalam bidang KEILMUANNYA , BELIAU mempunyai KEAHLIAN yang SANGAT LANGKA, BAHKAN BELIAU DIJULUKI SEBAGAI : MUJADDID.
(Seorang ULAMA yang HANYA DIDATANGKAN ALLAH DALAM 100 TAHUN SEKALI).

KE'ALIMAN nya MEMBUAT GENTAR NEGARA-NEGARA KAFIR yang MENJADI MUSUH ISLAM.
MURID nya TERSEBAR di SEANTERO NUSANTARA DAN DUNIA.
BAHKAN SELURUH ILMU YANG DIAJARKAN PARA TUAN GURU
DI ACEH SEKARANG MENEMPUH SANAD DARI BELIAU HINGGA SAMPAI KEPADA RASULULLAH SAW.

SUBHANALLAH.

GROP :
KISAH ULAMA ACEH.
WASSALAM.



TEUNGKU SYEIKH MUHAMMAD HASAN KRUENG KALEE

 Gambar mungkin berisi: 2 orang, teks yang menyatakan 'ABU KRUENG KALEE GROP KISAH ULAMA ACEH'

ABU KRUENG KALEE.
---------------
TEUNGKU SYEIKH MUHAMMAD
HASAN KRUENG KALEE.
---------------

TGK HAJI MUHAMMAD HASAN KRUENG KALEE ADALAH SEORANG ULAMA BESAR AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH YANG MENGANUT THARIQAT HADDADIYA, YAKNI :
THARIQAT YANG BERANGKAT KEPADA :
SA'ID ABDULLAH AL-HADAD.
------------

Salah seorang murid TGK HAJI MUHAMMAD HASAN KRUENG KALEE adalah :
Tgk MUHAMMAD DAUD BEUREUEH.
ada pendapat :
ini pengakuan sepihak tentang abu bereu'eh, murid abu krueng kalee - diragukan.
WALLAHU'ALAM.

Tengku Haji Muhammad Hasan Krueng Kalee agaknya adalah : seorang TOKOH ULAMA yang mampu mensuri-tauladani SIRAH RASUL tersebut DENGAN BAIK.

Selain dikenal sebagai ULAMA SUFI perkembangan TAREKAT AL-HADDADIYAH di ACEH, ia juga diakui berperan aktif dalam sejumlah PERISTIWA POLITIK ULAMA ini di ACEH SEPANJANG HIDUPNYA.

Pada masa REVOLUSI KEMERDEKAAN, TGK HAJI HASAN KRUENG KALEE ikut AKTIF berjuang MENEGAKKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA, para PEMIMPIN PERJUANGAN bukan hanya tokoh politik saja, tetapi juga dipelopori oleh ULAMA.
Para ULAMA tidak bergerak sendiri-sendiri, melainkan bergabung dalam suatu organisasi seperti :
PUSA
(Persatuan ulama seluruh ACEH),
Dipepori oleh : abu bereu'eh.

PERTI
(Persatuan Tarbiyah Islamiyah)
Dipelopori oleh : ULAMA DAYAH.
dan lain-lain.

SYAIKH TEUNGKU HASAN BIN TEUNGKU MUHAMMAD HANAFIYYAH BIN TEUNGKU SYAIKH ‘ABBAS BIN TEUNGKU MUHAMMAD FADHLI.

Yang lebih dikenali sebagai SYAIKH HASAN KRUENG KALEE atau ABU KRUENG KALEE ADALAH :
SALAH SATU SOSOK ULAMA BESAR AHLUS SUNNAH WAL-JAMA'AH KELAHIRAN ACEH. (PIDIE).

Untuk pengetahuan,
“TEUNGKU” adalah gelaran hormat MASYARAKAT ACEH yang DIBERI KEPADA : ULAMA, sebagaimana “TEUKU” pula diberikan kepada :
BANGSAWAN atau PEMIMPIN.

BELIAU LAHIR PADA TANGGAL 13 RAJJAB 1303 H, BERTEPATAN DENGAN 18 APRIL 1886 H.
di DESA MEUNASAH LETUMBUE, LANGGOE KABUPATEN PIDIE, ACEH.

KETIKA ITU AYAHNYA YANG BERNAMA :
TGK. MUHAMMAD HANAFIYAH
yang di laqab yaitu :
(tungku muda krueng kalee)
yang merupakan pimpinan :
DAYAH KRUENG KALEE,
sedang dalam pengungsian di daerah tersebut akibat PERANG DENGAN BELANDA YANG BERKECAMUK DI KAWASAN ACEH BESAR.

MUHAMMAD HASAN KECIL dibawa kembali oleh orang tuanya ke kampong halaman mereka di KRUENG KALEE.
Di sanalah perjalanan KEILMUANNYA dimulai di bawah ASUHAN AYAHANDA :
TGK MUHAMMAD HANAFIYAH yang dikenal dengan Panggilan :
TEUNGKU HAJI MUDA.

SELAIN itu ia juga BELAJAR AGAMA Di DAYAH :
TGK CHIK DI KEUBOEK PADA :
TGK MUSANNIF yang menjadi GURU PERTAMA setelah ayahnya sendiri.

Ketika umurnya beranjak dewasa, ia melanjutkan pendidikan ke NEGERI YAN KEDAH, MALAYSIA, yakni di DAYAH :
TGK CHIK MUHAMMAD IRSYAD IE LEUBEU (PIDIE).
Yang terakhir ini merupakan ULAMA ACEH yang turut mengungsi ke negeri Jiran akibat situasi perang.

DARI YAN, TGK. MUHAMMAD HASAN bersama adik KANDUNGAN yang bernama :
TGK ABDUL WAHAB berangkat
KE MEKKAH untuk melanjutkan pendidikan di MESJID AL-HARAM, namun tidak lama setiba mereka di sana, adiknya tersebut MENINGGAL DUNIA karena SAKIT.

Hal ini tidak membuat
TGK HASAN PATAH SEMANGAT,
ia tetap SABAR dan TEGUH melanjutkan pendidikannya dari para ULAMA BESAR MESJID AL-HARAM hingga lebih kurang 7 TAHUN

Selain BELAJAR ILMU AGAMA,
IA juga belajar ILMU FALAQ dari SEORANG PENSIUNAN JENDERAL KERAJAAN TURKI UTSMANI yang menetap di MEKKAH.
Hal mana kemudian membuatnya ALIM DALAM ILMU FALAQ dan digelar dengan SEBUTAN “
TGK MUHAMMAD HASAN AL-ASYI AL-FALAQI.

Sekembalinya dari MEKKAH,
ABU KRUENG KALEE tidak LANGSUNG PULANG ke ACEH TAPI terlebih dahulu SINGGAH DI PESANTREN GURUNYA :
TGK M IRSYAD IE LEUBEE DIYAN KEDAH (malaya).
DI DAYAH ini ABU KRUENG KALEE sempat MENGAJAR beberapa TAHUN dan KEMUDIAN DI JODOHKAN oleh GURUNYA dengan seorang GADIS YATIM KETURUNAN ACEH BERNAMA NYAK SAFIAH BINTI HUSAINI.

Atas panggilan pamannya
TGK MUHAMMAD SA'ID PIMPINAN DAYAH MEUNASAH BARO TGK M HASAN pulang untuk MENGABDI dan MENGAJAR di DAYAH TERSEBUT. Tidak lama berselang,
ABU KRUENG KALEE membuka lembaga PENDIDIKANNYA sendiri di MEUNASAH BLANG yang hari ini terletak di DESA SIEM bersebelahan dengan
DESA KRUENG KALEE,
KEC. DARUSSALAM, ACEH BESAR.

Di tempat terakhir ini,
ABU KRUENG KALEE mulai MENGABDIKAN seluruh ILMUNYA dan berhasil mencetak KADER ULAMA-ULAMA baru berpengaruh dan berpencar di seluruh ACEH, Di antara murid-murid beliau yang berhasil menjadi ULAMA ADALAH :

TEUNGKU AHMAD PANTE,
ULAMA dan IMAM masjid Baitur Rahman Banda Aceh.

TGK H. MAHMUD BLANG BLAHDEH, BIREUEN.

TGK H ABDUL RASYID SAMLAKO ALUE IE PUTEH.

TGK H. YUSUF KRUET LINTANG
TGK. HAJI ADNAN BAKONGAN

TEUNGKU HASAN KEUBOK, ULAMA dan QADHI ACEH RAYEK.

TEUNGKU MUHAMMAD SALEH LAMBHUK, ULAMA dan IMAM MASJID BAITURRAHMAN BANDA ACEH.

TEUNGKU ABDUL JALIL BAYU, ulama dan pemimpin DAYAH AL-HUDA ACEH UTARA.

TEUNGKU SULAIMAN Lhoksukon, ULAMA dan pendiri DAYAH Lhoksukon, Aceh Utara.

TEUNGKU YUSUF Peureulak, ULAMA dan ketua MAJLIS ULAMA ACEH TIMUE.

TEUNGKU MAHMUD SIMPANG ULUM, ULAMA dan pendiri DAYAH Simpang Ulim, ACEH TIMUE.

TEUNGKU HAJI MUDA WALY LABUHAN HAJI,
pendiri DAYAH DARUSSALAM, LABUHAN HAJI, ACEH SELATAN.

TGK H. IDRIS LAMRENG
(Ayah Alm. Prof. Dr. Safwan Idris, Rektor IAIN Ar-Raniry ).

TEUNGKU SYAIKH MUD BLANG PIDIE, ULAMA dan pendiri DAYAH BLANG PIDIE, ACEH SELATAN.

SYAIKH SYIHABUDDIN, ULAMA dan pendiri Dayah DARUSSALAM MEDAN, SUMATERA UTARA.

KOLONEL NURDIN, BEKAS BUPATI ACEH TIMUE.

TEUNGKU ISHAQ LAMBARO KAPHEE, ULAMA dan pendiri DAYAH ULEE TITI.

PADA TAHUN 2007, SENIN 7 MEI, bertepatan dengan 19 Rabiul Akhir 1438 H.
Sebuah forum TINGKAT TINGGI ULAMA ACEH MENGGELAR PERTEMUAN KEDUA DI MESJID RAYA BAITURRAHMAN :
pada pertemuan yang menghadirkan RATUSAN ULAMA ACEH ini MENYIMPULKAN BAHWA ADA EMPAT ULAMA ACEH yang TELAH SAMPAI PADA TINGKAT MA’RIFATULLAH.
KEEMPAT ULAMA ITU
ADALAH :

SYAIKH ABDURRAUF AS-SINGKIL,
SYAIKH HAMZAH FANSURI,
ABU MUHAMMAD HASAN KRUENG KALEE.
ABUYA MUHAMMAD WALY AL-KHALIDY.

PERAN TGK H MUHAMMAD HASAN KRUENG KALEE secara khusus sangat besar artinya bagi perekembanagn dan KEMAJUAN PENDIDIKAN AGAMA di ACEH pada masa BERIKUTNYA.
Demikian pula kiprahnya dalam bidang POLITIK telah memberi arti VITAL, dukungan dan semangat bagi kelangsungan RI yang ketika itu baru SEUMUR JAGUNG.

KIPRAH DALAM POLITIK DAN ORGANISASI ISLAM
-------------

Satu hal yang menarik dikaji pada tokoh ABU KRUENG KALEE ADALAH KIPRAH NYA di DUNIA POLITIK.

Meskipun ABU KRUENG KALEE SEORANG ULAMA SUFI TERKEMUKA di ACEH yang dikenal sangat FANATIK, namun hal tersebut tidak lantas membuatnya jauh dari DUNIA POLITIK yang seolah DIANGGAP TABU dan berseberangan dengan AJARAN AGAMA.

PADA MASA REVOLUSI KEMERDEKAAN, ABU KRUENG KALEE IKUT AKTIF berjuang menegakkan KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA, para pemimpin perjuangan bukan hanya tokoh politik saja, tetapi juga DIPELOPORI oleh :
ULAMA.
PARA ULAMA tidak BERGERAK SENDIRI-SENDIRI, melainkan bergabung dalam suatu organisasi seperti :
PUSA
(Persatuan Ulama Seluruh Aceh), PERTI
(Persatuan Tarbiyah Islamiyah) dan lain-lain.

Pada tanggal 1-2 Oktober 1932 ketika diadakan MUSYAWARAH PENDIDIKAN ISLAM di LUBUK, ACEH BESAR,
ABU KRUENGKALEE terlibat didalamnya.
Pada kegiatan ini membicarakan masalah pembaruan dan perbaikan pendidikan Islam. ULAMA-ULAMA terkemuka hadir menjadi peserta pada kegiatan tersebut, diantaranya adalah :
TGK HASBALLAH INDRAPURI,
TGK ABDUL WAHAB SEULIMUM,
TGK M. DAUD BEUREUEH,
TGK M HASBI ASH-SHIDDIQ,
TGK HASAN KRUENGKALEE,
TGK H. TRIENGGADENG.

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG DIAMBIL dari MUSYAWARAH PENDIDIKAN ISLAM TERSEBUT
adalah :

Tiada sekali-kali terlarang dalam AGAMA ISLAM mempelajari ILMU keduniaan yang tidak berlawanan dengan SYARIAT,
malah wajib dan tidak layak ditinggalkan buat mempelajarinya.

MEMASUKKAN PELAJARAN-PELAJARAN UMUM itu ke sekolah-sekolah AGAMA memang menjadi hajat SEKOLAH-SEKOLAH ITU.
Orang perempuan berguru kepada orang laki-laki itu tidak ada halangan dan tidak tercegah pada syara.

SETELAH PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945, Tgk H.HASAN KRUENG KALEE MENANDATANGANI sebuah pernyataan bersama mengenai PERANG KEMERDEKAAN.
Bersama TIGA ORANG ULAMA BESAR yaitu :
TEUNGKU HAJI JAFAR SIDIQ LAMJABAT,
TEUNGKU HAJI HASBALLAH INDRAPURI,
TEUNGKU MUHAMMAD DAUD BEUREUEH.
Pernyataan itu menegaskan bahwa :

”Menurut keyakinan kami bahwa PERJUANGAN ini adalah : PERJUANGAN SUCI yang disebut PERANG SABIL.
Maka percayalah WAHAI BANGSA KU bahwa perjuangan ini adalah sebagai SAMBUNGAN PERJUANGAN DAHULU di ACEH yang DIPIMPIN OLEH SEORANG ULAMA ALMARHUM TEUNGKU CHIK DI TIRO dan PAHLAWAN-PAHLAWAN KEBANGSAAN yang lain.
Dan sebab itu bangunlah WAHAI BANGSAKU SEKALIAN , BERSATU PADUM MENYUSUN BAHU MEMBAHU, mengangkat langkah menuju ke muka untuk mengikut JEJAK PERJUANGAN NENEK KITA DAHULU.
Tunduklah dengan patuh akan segala perintah-perintah pemimpin kita untuk KESELAMATAN
TANOEH IE, AGAMA dan NANGGROE. ”

Pernyataan tersebut tertanggal
15 Oktober 1945.
untuk menggerakkan ORANG-ORANG DEWASA dan ORANG-ORANG TUA agar BERJIHAD dalam satu BARISAN TERATUR, BARISAN SABIL atau BARISAN MUJAHIDIN.
Pada tanggal 25 OKTOBER
ABU HASAN KRUENG KALEE mengeluarkan sebuah seruan tersendiri yang sangat PENTING. Seruan ini ditulis dalam BAHASA ARAB kemudian dicetak oleh Markas Daerah PRI
(Pemuda Republik Indonesia) dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh ketua umumnya ALI HASJMY
tertanggal 8 November 1945 Nomor 116/1945 dan dikirim kepada para PEMIMPIN dan ULAMA diseluruh ACEH.
Setelah seruan penting itu tersiar luas, maka berdirilah barisan MUJAHIDIN di SELURUH ACEH yang kemudian menjadi MUJAHIDIN DEVISI TEUNGKU CHIK DI TIRO.

Pada masa itu ABU KRUENG KALEE merupakan salah seorang penasehat PERTI
(Persatuan Tarbiyah Islamiyah), yaitu salah satu organisasi yang bertujuan untuk mendidik masyarakat melalui organisasi tersebut guna meningkatkannya menjadi wadah pendidikan yang lebih berdaya guna.

Tetapi pada masa hangt-hangatnya perjuangan membela tanah air, organisasi ini menjadi PELOPOR dalam menggerakkan pemberontakan terhadap pemerintah BELANDA. seperti yang dikemukakan oleh Prof. A. Hasjmy dalam salah satu tulisannya.

Pada awal tahun 1942
PUSA :
(Persatuan Ulama Seluruh Aceh) PERTI :
( Persatuan Tarbiyah Islamiyah)

MENGGERAKKAN sebuah PEMBERONTAKAN terhadap PEMERINTAH HINDIA BELANDA di ACEH, adalh hal yang LOGIS karena para pemuda yang aktif dalam pemberontakan tersebut sebagian besar mereka yang telah ditempa IMAN dan SEMANGAT JIHADANYA dalam MADRASAH-MADRASAH, yang sistem pendidikan dan kurikulumnya telah diperbaharui.

Dapat diketahui bahwa hanya dua organisasi Islam yang tampil sebagai PELOPOR yang MENGGERAKKAN PEMBERONTAKAN RAKYAT TERHADAP PENJAJAHAN BELANDA, meskipun banyak juga organisasi-organisasi lain yang mulai tumbuh di Aceh.
Dengan demikian para ulama tergabung dalam organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah maupun Perasatuan Ulama Seluruh Aceh, juga para pemuda yang telah ikut aktif dalam MELAWAN TERHADAP BELANDA.

Melalui wadah organisasi ini pula bersama-sama dengan ulama-ulama lain seperti disebutkan diatas
TGK HAJI HASAN KRUENG KALEE mengeluarkan FATWA tentang perlunya seluruh rakyat berperang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dengan JALAN JIHAD FI SABILILLAH,
hal ini terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945.
TGK HAJI HASAN KRUENG KALEE juga telah mengeluarkan FATWA tentang seruan JIHAD FI SABILILLAH untuk MELAWAN BELANDA pada tanggal 15 Oktober 1945, dalam rangka mempertahankan Negara Republik Indonesia yang ditangani oleh beberapa ULAMA ACEH LAINNYA,
diantaranya oleh :

TGK HASAN KRUENG KALEE,
TGK DAUD BEUREUEH,
TGK JA'FAR LAMJABAT
(Teungku Syik Lamjabat)
TGK Haji AHMAD HASBALLAH INDRAPURI
(Teungku Indrapuri).

Dari uraian diatas jelas bahwa
TGK HAJI HASAN KRUENG KALEE, pada awal tahun proklamasi Republik Indonesia, beliau pernah MENGELUARKAN FATWA ACEH, tentang seruan JIHAD FI SABILILLAH MELAWAN BELANDA dalam rangka mempertahankan Indonesia merdeka bersama-sama ulama Aceh lainnya.
Meskipun pada masa setelah kemerdekaan, mulai muncul organisasi islam yang lain, namun Tgk Haji Hasan Krueng Kalee tetap menyalurkan aktifitasnya melalui organisasi PERTI.

Himbauan JIHAD diatas, telah menggerakkan masyarakat tampil kemedan perjuangan di tanah Aceh untuk merebut kemerdekaan dan mempertahankannya.
Mereka umumnya tergabung dibawah organisasi misalnya PUSA, pemuda Pusa, kasyafatul Islam, Muhammaddiyah, Pemuda Muhammaddiyah, Perti, Permindo (Pergerakan Angkatan Muda Islam Indonesia), maupun organisasi-organisasi Islam lainnya.

KIPRAH POLITIK ABU KRUENG KALEE juga terlihat dalam kasus PERANG CUMBOK antara pasukan ULEE BLANG ACEH DI PIMPINAN TEUKU DAUD CUMBOK dengan pasukan pejuang Aceh yang mendukung kemerdekaan RI.

Pada dasarnya tidak semua ULAMA setuju dengan perang ini. ABU KRUENG KALEE salah seorang di antaranya.
ABU KRUENG KALEE lah yang di utus pihak pejuang ACEH di KUTA RAJA untuk menemui TEUNGKU DAUD CUMBOK agar mau berdamai.

Namun ajakan itu ditolak. Atas sikapnya yang NETRAL itu beliau diangkat oleh KOMITE NASIONAL DAERAH ACEH menjadi salah seorang anggota tim penyelidikan asal-usul tragedi besar
“PERANG SAUDARA” yang telah merenggut sekitar 1500 NYAWA RAKYAT ACEH dipenghujung tahun 1945 tersebut.

Ketika peristiwa DI/TII meletus di Aceh tahun 1953, seorang utusan DAUD BEUREUEH datang menjumpainya untuk mengajak bergabung dalam barisan DI/TII. Namun beliau menolak dengan sebuah UNGKAPAN YANG
MASYHUR :
“TA PEU’EK GEULAYANG WATEE NA ANGEN.”
(terbangkanlah layang-layang ketika angin kencang).
Ungkapan ini bermakna bahwa keputusan Abu Beureu’eh dan kawan-kawan ketika itu tidak di dukung oleh situasi dan kondisi yang tepat, tidak akan membuahkan hasil dan justru akan menyengsarakan rakyat.

***

PADA TANGGAL 19 JANUARI 1973, TEPATNYA MALAM JUM’AT sekitar pukul 03.00 dini hari,
ABU KRUENG KALEE BERPULANG KERAHMATULLAH.
Meninggalkan tiga orang istri :
Tgk. Hj. Nyak Safiah di SIEM
Tgk. Nyak Aisyah di krueng kalee
Tgk. Hj. Nyak Awan di Lamseunong.
Dari ketiga istri tersebut :
Abu Krueng Kalee Meninggalkan Tujuh belas orang putra dan putri.
Salah seorangnya yaitu :
TGK H. SYECH MARHABAN
(murid abuya muda waly).
sempat menjabat Mentri Muda Pertanian pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

ABU KRUENG KALEE memang telah tiada, namun DENGUNGAN SUARA TAHLIL dan SHAMADIYAH menurut TAREKAT AL-HADDADIYAH masih MENGGEMA dan terus terdengar di berbagai desa dan kota di SERAMBI MEKKAH.
Seiring dengan itu FATWA SYAHID yang beliau keluarkan masih terus relevan dan memberi motivasi sendiri bagi MASYARAKAT ACEH dalam MENYAMBUNG PERJUANGAN NENEK KITA TERDAHULU
( TGK SYIEK DI TIRO).

GROP :
KISAH ULAMA ACEH

WALLAHU’ALAM.
WASSALAM.


DOC
Arya
Rising Star15 Juli
GROP :
KISAH ULAMA ACEH

SYEKH NURUDDIN AL RANIRY


Gambar mungkin berisi: 1 orang, teks yang menyatakan 'GROP KISAH ULAMA ACEH SYECH NURUDDIN AL-RANIRI'


SYEKH NURUDDIN AL RANIRY,
ULAMA BESAR DAN MUFTI KERAJAAN ACEH.
------------------

BELIAU MERUPAKAN ULAMA DAN ILMUAN YANG SANGAT diperhitungkan pada masanya. Kehadiran SYEKH NURUDDIN memiliki arti yang signifikan dalam perjalanan :
KEILMUAN ISLAM DI ACEH.

SYEKH NURUDDIN AL-RANIRI pernah menjadi Syekhul Islam dan mufti bagi kerajaan Aceh. Walaupun beliau asalnya berasal dari Randir Gujarat India, namun mampu mendapat kepercayaan yang penuh dari salah satu SULTAN ACEH.

SYEKH NURUDDIN AL-RANIRI mengawali karier intelektualnya beliau belajar di Randir, kemudian beliau mengembara untuk menuntut ilmu di berbagai tempat.

Beliau juga mengembara ke kampung moyangnya di Tarim Hadhramaut, karena AYAH DARI SYEKH NURUDDIN AL-RANIRI disebutkan berasal dari : YAMAN dan pindah dan menetap di India.

Sedangkan ibunya berasal dari melayu. Sebagaimana dimaklumi pada masa itu Gujarat India merupakan sebuah pelabuhan maju yang menjadi tempat berkumpulnya berbagai kebudayaan.

Setelah beberapa tahun berada
di Tarim, menimba ilmu dari para ULAMA yang berada di TARIM. SYEKH NURUDDIN AL-RANIRI kemudian berangkat menuju MEKKAH untuk memperdalam ilmunya kepada ULAMA MEKKAH.

Disebutkan Tarim ataupun Yaman secara umum merupakan sentral ilmu pengetahuan selain Kota Suci Mekkah dan Madinah pada masa yang lalu.

Setelah menjadi seorang alim besar, Syekh Nuruddin al-Raniry kemudian pulang kembali ke Randir India.
Sebagai sebuah tempat yang maju di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda selama 29 tahun (1607-1636), Aceh menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi oleh para ilmuan Islam mancanegara termasuk SYEKH NURUDDIN AL-RANIRI.

Pada kedatangan pertamanya
ke Aceh, Syekh Nuruddin al-Raniry belum memiliki pengaruh yang besar, karena yang menjadi mufti kerajaan Aceh saat itu adalah SYEKH SYAMSUDDIN PASAI atau SYEKH SYAMSUDDIN AS-SUMATRANI yang juga murid DARI SYEKH HAMZAH FANSURI.

Syekh Hamzah Fansuri memiliki hubungan famili dengan :
SYEKH ALI AL-FANSURI yang merupakan ayah dari :
SYEKH ABDURRAUF AL-SINGKILI yang nantinya juga menjadi mufti kerajaan Aceh pada masa :
Ratu Safiyatuddin anaknya
Sultan Iskandar Muda.

Setelah mangkatnya sultan Iskandar Muda pada tahun 1636, selanjutnya Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Tsani, suami dari Ratu Safiatuddin.

Sultan Iskandar Tsani berasal
dari negeri jiran Malaysia.
Namun beliau tidak lama menjadi raja Aceh, karena empat tahun sesudahnya beliau wafat pada tahun 1641.

Pada masa Sultan Iskandar Tsani menjadi raja, Syekh Nuruddin al-Raniry diangkat menjadi mufti kerajaan Aceh. Beliau banyak menyusun karya tulisnya ketika menjadi mufti kerajaan, di antara karya tulis beliau dalam bidang Fikih adalah Kitab Sirathal Mustaqim yang di abad selanjutnya diulas secara panjang lebar secara mendalam oleh seorang ulama besar lainnya yang berasal dari Kesultanan Banjar yaitu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari dengan magnum oppusnya Kitab Sabilal Muhtadin.

Kitab Sabilal Muhtadin merupakan kitab fikih penting yang ditulis dalam bahasa Melayu Banjar dengan menggunakan referensi otoritatif dari Mazhab Syafi’i, hal ini tidak mengherankan karena Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah ulama dan ilmuan dalam Mazhab Syafi’i yang menguasai secara mendalam kitab-kitab Mazhab Syafi’i.

Maka Kitab Fikih Sabilal Muhtadin menjadi referensi penting bagi masyarakat nusantara, bahkan di Asia Tenggara menjadi rujukan bagi negara melayu lainnya seperti Malaysia, Brunai, Singapur dan Patani Thailand.

Setelah berganti kekuasaan dari Sultan Iskandar Tsani kepada Ratu Safiatuddin, maka terjadilah peristiwa huru hara yang disebabkan fatwa Syekh Nuruddin al-Raniry yang memerintahkan membakar seluruh kitab-kitab yang berpaham wujudiyah terutama karya Syekh Hamzah Fansuri dan Syekh Samsuddin Pasai.

Maka persoalan inilah yang memicu kekisruhan sehingga dibuatlah debat secara terbuka antara Syekh Nuruddin al-Raniry dan perwakilan dari wujudiyah yang diwakili oleh Syekh Saifurrijal yang baru menyelesaikan pendidikannya dari Randir India, dan Syekh Saifurrijal juga murid dari Syekh Samsuddin Pasai.

Disebutkan setelah perdebatan itu Syekh Nuruddin al-Raniry kembali ke negerinya Randir.
Selain seorang penulis yang dikenal produktif dengan berbagai karya ilmiyahnya, Syekh Nuruddin al-Raniry juga dikenal sebagai salah satu tokoh tasauf dengan dengan Tarekatnya Rifa’iyah dan beliau juga mursyid dalam tarekat tersebut.

Namun dalam kajian tasauf beliau berbeda dengan pemahaman dua ulama Aceh lainnya yaitu Syekh Hamzah Fansuri dan Syekh Samsuddin Sumatrani. Perbedaan pemahaman ini yang kemudian menimbulkan berbagai persoalan dan buntutnya terjadi perdebatan yang telah disebutkan.

Syekh Nuruddin al-Raniry sebagaimana ditulis oleh Kiyai Siradjuddin Abbas merupakan salah satu tokoh penting dalam Mazhab Syafi’i. Dengan berbagai karyanya yang berjumlah puluhan judul telah menempatkannya sebagai seorang ilmuan nusantara yang diperhitungkan. Walaupun kiprah beliau tidak lama di Aceh, namun karya tulis dan pemikirannya telah mampu mewarnai para ulama sesudahnya.

Setelah kepulangan beliau ke India dan beliau wafat di negerinya India, maka mufti kerajaan Aceh kemudian digantikan oleh mufti besar yang namanya masyhur yaitu :
Syekh6 ABDURRAUF AL-SINGKILI.

Setelah berkiprah di Aceh,
Syekh Nuruddin al-Raniry pulang ke Randir dan wafat pada tahun 1658. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.

GROP : KISAH ULAMA ACEH
WALLAHU'AKLAM.

DOC

Arjun Arja
GROP : KISAH ULAMA ACEH

SYEKH ABDURRAUF AS-SINGKILI ACEH


Gambar mungkin berisi: 1 orang, janggut dan topi, teks yang menyatakan 'TGK SYI'AH KUALA GROP KISAH ULAMA ACEH'

SYEKH ABDURRAUF
AS-SINGKILI ACEH.
---------------------

TEUNGKU SYIAH KUALA.
1024 H/1615 M - 1105 H/1693 M.

ADALAH SEORANG ULAMA BESAR
ACEH YANG TERKENAL.
IA memiliki pengaruh yang
besar DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM di SUMATERA ,
NUSANTARA dan ASIA TENGGARA
PADA UMUMNYA.

SEBUTAN GELAR NYA YANG JUGA TERKENAL ialah :
TEUNGKU SYIAH KUALA.
Dalam bahasa ACEH, artinya :
SYEKH ULAMA DI KUALA.

NAMA LENGKAPNYA IALAH:
AMINUDDIN ABDUL RAUF BIN ALI AL-JAWI TSUMA FANSURI AS-SINGKILI.
Menurut riwayat masyarakat, keluarganya berasal dari :
PERSIA atau ARABIA, yang datang dan menetap di SINGKIL, ACEH,
PADA AKHIR ABAD KE-13.

Pada masa mudanya, ia mula-mula belajar pada
AYAHNYA SENDIRI.
Ia kemudian juga belajar pada ULAMA-ULAMA di FANSUR dan BANDA ACEH.
Selanjutnya, ia pergi menunaikan ibadah haji, dan dalam proses pelawatannya ia BELAJAR pada berbagai ULAMA di Timur TENGAH TENGAH untuk MENDALAMI AGAMA ISLAM.

Kitabnya yang berjudul :
UMTAD AL MUTAJIN membuka mata kita bagaimana SYEKH KUALA membangun JARINGAN INTELEKTUALNYA.
Gurunya tersebar dari YAMAN, QATAR, ADEN hingga dataran HEJAD. Ia belajar tidak hanya ilmu “LAHIR’ saja tetapi juga ilmu ”BATIN".

Kemasyuhrannya dalam penguasaan dua ilmu tersebut melahirkan banyak karya yang sampai sekarang masih menjadi bahan rujukan para ulama maupun cerdik pandai.

SYEKH KUALA MEMANG BUKAN nama ASING bagi MASYARAKAT ACEH SAJA.
Tetapi DIKENAL di SEANTERO TANAH MELAYU dan DUNIA ISLAM INTERNATIONAL.

SYEKH KUALA atau SYEKH ABDURRAUF SINGKIL adalah :
TOKOH TASAWUF JUGA AHLI FIQIH yang disegani.
Lelaki asal SINGKIL, FANSUR ACEH UTARA ini dikenal sebagai salah satu ULAMA PRODUKTIF.

KARYANYA BANYAK mulai TASAWUF hingga FIQIH Pengaruhnya sangat besar dalam perkembangan ISLAM di NUSANTARA.
Tak salah kalau menghormati jasanya namanya diabadikan menjadi nama :
UNIVERSITAS DI BANDA ACEH.

ABDURRAUF SINGKIL
MENINGGAL DUNIA PADA TAHUN 1693, dengan
BERUSIA 73 TAHUN.
IA DIMAKAMKAN di SAMPING MASJID yang dibangunnya di KUALA ACEH,
DESA DEYAH RAYA KECAMATAN KUALA, sekitar 5 KM dari BANDA ACEH.

KEILMUANNYA :

AYAHNYA MENJADI GURU PERTAMA dalam PENGETAHUAN AGAMA di DAYAH (Madrasah) SIMPANG KANAN, di KAWASAN pedalaman SINGKIL.
Selepas itu melanjutkan pendidikan ke SEKOLAH TINGGI
di BARUS
(DAYAH TENGKU CHIK )
yang dipimpin oleh HAMZAH FANSURI.
Di sekolah ini beliau belajar ILMU AGAMA, SEJARAH, MANTIQ, FALSAFAH , SASTRA ARAB-MELAYU dan juga BAHASA PARSIA.

Setelah tamat kemudian MENERUSKAN PENGAJIAN ke SAMUDRA PASAI YANG DIPIMPIN OLEH :
SYEKH SYAMSUDDIN AS SAMATHRANI.
Sewaktu SYAMSUDDIN DIANGKAT MENJADI QADHI MALIKUL ADIL
(Kadi Besar) pada zaman SULTAN ISKANDAR MUDA
DHARMA WANG PERKASA ALAM SYAH, ABDURRAUF bertolak KE MEKKAH dan merantau ke beberapa buah negara ASIA BARAT lain untuk mendalami ILMU di sana.

TERCATAT SYEKH ABDURRAUF pernah menjadi MUFTI KERAJAAN ACEH ketika zaman : SULTANAH SAFIATUDDIN TAJUL ALAM (1641-1643).

Atas dukungan RAJA SAFIATUDDIN, ABDURRAUF memulai perjalanan intelektualnya menuju
TANAH SUCI.
Banyak pusat-pusat KEILMUAN yang dikunjunginya sepanjang jalur perjalanan haji.

Disamping itu, SYEKH ABDURRAUF tidak belajar secara formal dengan beberapa ULAMA. Perkenalannya dengan banyak tokoh ulama seperti MUHAMMAD AL BABILI DARI MESIR dan MUHAMMAD AL Barzanji dari Anatolia menjadi ladang pencarian ilmu secara informal.

Syekh Muhammad Al Babili merupakan salah satu ulama Muhadis terkemuka kala itu di Haramain.
Adapaun Syekh Muhammad al Barzanji dikenal sebagai sufi tersohor.
Syekh Abdurrauf tinggal selama 19 tahun di Mekah.

SYEKH ABDURRAUF bercerita bahwa DIRINYA BANYAK MENDAPATKAN ILMU “LAHIR’ dari SYEIKH IBRAHIM BIN ABDULLAH JAM'AN di BAIT AL FAQIH dan MAUZA ’.
Lewat GURUNYA ini, ia BERKENALAN dengan TOKOH TAREKAT SEPERTI
SYEKH AHMAD QUSYASYI dan SYEIKH IBRAHIM AL KURANI. Lewat keduanya SYEKH ABDURRAUF mendapatkan IJAZAH TAREKAT SYATARIAH.

Tentang gurunya ini
SYEIKH ABDURRAUF MENYEBUTNYA sebagai PEMBIMBING SPIRITUAL DI JALAN ALLAH.

SEKITAR TAHUN 1622M.
ABDURRAUF PULANG KAMPUNG. Ia kemudian mengajarkan TARIKAT SYATHARIYAH di DAERAHNYA.
Banyak santri yang berdatangan untuk BERGURU.

Muridnya pun berasal dari berbagai daerah di WILAYAH NUSANTARA.
Diantara MURIDNYA YANG PALING TERKENAL ADALAH :
SYEIKH BURHANUDDIN ULAKAN SUMATERA BARAT dan SYEKH ABDULLAH MUHYI, Pamijahan, JAWA BARAT.

TAREKAT SYATTARIAH
Menurut SYEKH MUHAMMAD NAUIB AL-ATAS, SYEKH UNTUK TAREKAT SYATTARIAH AHMAD AL-QUSYASYI ADALAH :
salah satu GURUNYA.
Nama Abdurrauf muncul dalam silsilah tarekat dan ia menjadi orang pertama yang MEMPERKENALKAN SYATTARIAH di INDONESIA.

Namanya juga dihubungkan dengan terjemahan dan tafsir Al-Qur’an bahasa Melayu atas karya Al-Baidhawi berjudul Anwar at-Tanzil Wa Asrar at-Ta'wil,
yang pertama kali diterbitkan di ISTANBUL TAHUN 1884.

Sebagai ulama TASAWUF,
SYEKH ABDURRAUF tidak dapat dipisahkan dari perkembangan TAREKAT SYATARIAH.
Hampir semua ordo TAREKAT SYATARIAH di NUSANTARA SILSILAH NYA berujung PADANYA.
Tarekat ini tersebar MULAI DARI ACEH hinga ke SUMATERA BARAT.
Kemudian berkembang menyusur ke SUMATERA SELATAN HINGGA CIREBON.

Dalam bertasawuf Abdurauf menganut paham bahwa satu-satunya WUJUD HAKIKI adalah ALLAH SWT.
ALAM CIPTAAN-NYA adalah BAYANGAN, yakni BAYANGAN DARI WUJUD HAKIKI.
Walaupun WUJUD HAKIKI (TUHAN ) berbeda dengan WUJUD BAYANGAN (ALAM ), terdapat keserupaan antara wujud ini.

TUHAN MELAKUKAN TAJALI (penampakan diri dalam bentuk alam).
SIFAT-SIFAT TUHAN secara tidak langsung tampak pada manusia, dan secara relatif tampak SEMPURNA pada INSAN KAMIL.

SYEKH ABDURRAUF juga sangat tidak sepakat dengan paham WAHDATUL WUJUD.
Dalam bukunya yang berjudul BAYANG TAJALLI, ABDURRAUF menyatakan bahwa betapapun ASYIKNYA seorang HAMBA dengan TUHAN, KHALIK dan makhluk tetap mempunyai arti sendiri.

BANYAK KARYA YANG DIHASILKAN OLEHNYA.
Ada 21 KITAB yang karya tulisnya telah dihasilkan yang terdiri dari :
1 kitab TAFSIR ,
2 kitab HADIST,
3 kitab FIQIH dan sisanya :
KITAB TASAWUF.

SYEKH ABDURRAUF MENULIS DALAM BAHASA ARAB DAN MELAYU.
Kitab tafsirnya yang berjudul :
TURJUMAN ALMUSTAFID
DIAKUI sebagai kitab TAFSIR pertama yang dihasilkan di INDONESIA dengan BAHASA MELAYU.

MIR'AT AT-THULAB FI TAHSIL MA’RIFATULLAH AHKAM ASYI SYAR’IYAH LIL MALIK AL WAHHAB
merupakan salah satu kitabnya
di bidang ILMU FIQIH.
Di dalamnya memuat berbagai persoalan FIQIH MAZHAB SYAFI'I. Kitab ini juga menjadi panduan para KADI di KERAJAAN ACEH.

DI BIDANG TASAWUF,
KARYANYA ANTARA LAIN :
KIFAYATUL AL MUHTAJIN,
DAQAIQ AL HURUF ,
BAYANG TAJALLI UMDAT AL MUHTAJIN dan
UMDAT AL MUHATAJIN SULUK MASLAK AL MUFRIDIN.
Kitab yang terakhir ini merupakan KARYA TERPENTING SYEIKH ABDURRAUF.
Kitab : UMDAT AL MUHTAJIN SULUK MASLAK AL MUFRIDIN terdiri dari TUJUH bab.
Isinya memuat antara lain memuat tentang ZIKIR, SIFAT-SIFAT ALLAH dan RASUL-NYA dan asal usul mistik.

PENGAJARAN DAN KARYANYA

Ia diperkirakan kembali
KE ACEH SEKITAR TAHUN :
1083 H/1662 M dan mengajarkan serta mengembangkan TAREKAT SYATTARIAH yang diperolehnya. MURID YANG BERGURU KEPADANYA BANYAK dan berasal dari ACEH serta WILAYAH NUSANTARA LAINNYA.

Beberapa yang menjadi ULAMA TERKENAL IALAH :
SYEKH BURHANUDDIN ULAKAN
(dari Pariaman, Sumatera Barat) dan SYEKH ABDUL MUHYI PAMINJAHAN.
(dari Tasikmalaya, Jawa Barat).

Karya-karya Abdurrauf Singkil yang sempat dipublikasikan melalui murid-muridnya.
Di antaranya adalah :
Mir'at al-Thullab fî Tasyil Mawa'iz al-Badî'rifat al-Ahkâm al-Syar'iyyah li Malik al-Wahhab.
Karya di bidang FIQH atau HUKUM ISLAM, yang ditulis atas permintaan :
SULTANAH SAFIYATUDDIN.

Tarjuman al-Mustafid.
Merupakan naskah pertama TAFSIR Al QUR’AN yang lengkap berbahasa Melayu.
Terjemahan Hadits Arba'in karya Imam Al-Nawawi.
Kitab ini ditulis atas permintaan SULTANAH ZAKIYYATUDDIN.

MAWA'IZ AL-BADI'.
Berisi sejumlah NASEHAT PENTING dalam pembinaan AKHLAK.

TANBIH AL-MASYI.
Kitab ini merupakan :
NASKAH TASAWUF YANG MEMUAT PENGAJARAN TENTANG MARTABAT TUJUH.

KIFAYAT AL-MUHTJIN ILÂ MASYRAH AL-MUWAHHIDIN
AL-QâiLIN BI WAHDATIL WUJUD.
-------------

GROP :
KISAH ULAMA ACEH.

WALLAHU'AKLAM.
WASSALAM

DOC

Arya
GROP :
KISAH ULAMA ACEH.